STUDI TRANSFORMASI GELOMBANG TERHADAP GARIS PANTAI BEO BARAT KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

Abstract: Pantai Beo Barat sangat memberi pengaruh besar sebagai penghubung antara kecamatan beo dan ibu kota kabupaten melonguane. Berdasarkan pengamatan di lapangan ternyata telah mengalami pengunduran garis pantai dan kerusakan pada daerah pesisir pantai. Hal ini diakibatkan oleh proses dinamika pantai seperti abrasi yang berdampak buruk terhadap keadaan keseimbangan sekitar pantai ini.. Oleh sebab itu dalam pengembangan dan pengamanan daerah pesisir serta perlindungan penduduk maka perlu mengetahui karakteristik gelombang yang terjadi di pantai tersebut.
Dalam penelitian ini perlu dilakukan analisis transformasi gelombang dan permodelan garis pantai yang terjadi di kawasan pantai Beo Barat. Peramalan gelombang dihitung dengan metode hindcasting gelombang berdasarkan data angin selama 10 tahun dari stasiun BMG Maritim Bitung untuk mendapatkan tinggi dan periode gelombang signifikan.
Dari hasil perhitungan gelombang di perairan Beo Barat didominasi oleh gelombang arah Barat Daya dengan gelombang maksimum terjadi pada bulan Agustus 2005 dengan  H = 1.6747 m dan T = 4.9629 det. Koefisien refraksi yang terjadi berkisar antara 0.8513 sampai 1.0004 dan koefisien shoaling yang terjadi berkisar pada 0.6453 sampai 1.5463. Tinggi gelombang yang didapat dari hasil perhitungan berkisar pada 0.2889 sampai 2.0315 m pada kedalaman 0.5 m sampai 25 m. Dari model peritungan perubahan garis pntai, erosi terjadi dengan kisaran antara 2 – 5 m/tahun.
Kata kunci: Pantai Beo Barat, karakteristik gelombang, refraksi, shoaling, gelombang pecah, garis pantai.
Penulis: Satria Putra Tawoeda, Hansje J. Tawas, Fuad Halim
Kode Jurnal: jptsipildd160427

Artikel Terkait :