RANCANG BANGUN ANIMASI 3 DIMENSI BUDAYA PASSILIRAN
ABSTRACT: Suku Toraja adalah
suku yang masih memegang erat adat istiadat mereka dari zaman dahulu hingga
kini, namun ada juga kebiasaan leluhur mereka yang telah ditinggalkan seperti
budaya Passiliran akibat perkembangan zaman yang begitu pesat serta masuknya
Injil di Tana Toraja. Passiliran adalah tradisi menguburkan mayat bayi yang
belum tumbuh gigi susunya di batang pohon Pina. Dengan adanya animasi 3 dimensi
tentang budaya Passiliran leluhur masyarakat Toraja, masyarakat bisa
mendapatkan informasi tambahan mengenai budaya-budaya dari masyarakat Toraja
yang tidak diketahui oleh banyak orang. Proses produksi film animasi 3 dimensi
ini menggunakan metode Sutopo yang dikembangkan dari metode Luther dimana pada
metode ini terdapat 6 langkah atau tahapan secara garis besar, yaitu: Consept,
Design, Material Collecting, Assembly, Testing, dan Distribution. Dalam animasi
3 dimensi budaya Passiliran ini terdapat 6 scene utama dan 2 scene tambahan.
Objek-objek yang telah selesai dibuat akan ditata sesuai dengan kebutuhan pada
masing-masing scene. Setiap scene yang telah dibuat akan di render kedalam
bentuk potongan-potongan gambar terlebih dahulu kemudian ketika semua frame
telah selesai di render, semua frame disatukan menjadi satu file video. Untuk
musik dan narasi disesuaikan setelah seluruh file video dari setiap scene telah
masuk pada final editing. Animasi 3 dimensi ini berhasil dibuat, namun yang
perlu ditingkatkan adalah dari segi tampilan gambar. Ketika proses rigging pada
karakter, diharapkan pada para animator agar lebih sabar dan teliti dalam
menentukan banyaknya jumlah frame per langkah agar gerakan yang dihasilkan bisa
lebih halus.
Penulis: elia limbong,
Virginia Tulenan, Yaulie Deo.Y Rindengan
Kode Jurnal: jptinformatikadd170106