SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kV
Abstrak: Gangguan tegangan
lebih sering terjadi pada gardu trafo tiang yang biasanya diakibatkan dua hal
yang pertama dikarenakan surja petir/ sambaran petir dan yang kedua akibat
surja hubung/pemutusan beban. Jika gangguan ini tidak diperoteksi maka gangguan
ini akan merusak peralatan gardu trafo tiang sehingga gardu tarfo tiang ini
tidak dapat menyalurkan daya ke konsumen ini karena pada peralatan gardu trafo
tiang mempunyai batas minimum dan batas maksimum terhadap tegangan lebih.
Permasalahan yang timbul adalah tegangan lebih akibat surja petir dimana
tegangan lebihini dibagi menjadi dua yaitu sambaran petir langsung dan sambaran
petir taklangsung untuk memproteksi ini memerlukan peralatan proteksi yaitu untuk
gangguan sambaran petir langsung alatnya kawat tanah/groundwire sedangkan
gangguan sambaran petir tak langsung alatnya Arrester/lightining Arrester,peralatan
diatas mempunyai funsi masing-masing dan juga tempatnya berbeda oleh karena itu
perlu adanya sebuah sistem proteksiuntuk mengatasi gangguan petir langsung
maupun tak langsung. Metode yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan ini
berupa perhitungan dan simulasi menggunakan Matlab 6.1. Berdasarkan hasil
perhitungan dan simulasi Matlab 6.1, diperoleh hasil perhitungan rumus tegangan
dasarArrester dan tabel karekteristik kerja Arrester didapat 139 kV sedangkan hasil
perhitungan simulasi matlab didapat tegangan pelepasan Arrester 120 kV ini
dikeranakan adanya pengaruh sistem pentanahan, untuk tegangan pelepasan diatas
120 kV masih aman bagi trafo karena tidak melebihi dari BIL Trafo 20 kV yaitu
150 kV. Perhitungan sambaran tak langsung dengan saluran kawat tanah diperoleh
38,5663 gangguan per 100 km per tahun dantanpa kawat tanah 61,8648 gangguan per
100 km per tahun ini dikarenakan saluran kawat tanah mempunyai factor
perisaian. Perhitungan sambaran langsung dengan tiang yang diketanahkan
diperoleh 30,2134 gangguan/100km/tahun dan tiang yang tidak diketanahkan
diperoleh 36,5526 gangguan/100km/tahun ini dikarenakan pengaruh tahanan kontak tiang
pada tiang diketanahkan lebih rendah daripada tahanan kontak tiang yang tidak
diketanahkan. SOP Arrester : Arrester sedapat mungkin dipasang pada titik
percabangan dan pada ujung-ujung saluran yang panjang, baik saluran utama
maupun saluran percabangan, jarak Arrester yang satu dan yang lain tidak boleh
lebih dari 500 meter sedangkan SOP kawat tanah: Pada tengah gawang kawat tanah
harus mempunyai jarak yang cukup di atas kawat fasa untuk mencegah terjadinya
loncatan api.
Penulis: Yuni Rahmawati, S.T.,
M.T., Moh.Ishak
Kode Jurnal: jptlisetrodd090118