IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIMIKROBA EKSTRAK MIKROALGA LAUT TETRASELMIS CHUII (KAJIAN METODE EKSTRAKSI MASERASI, JENIS PELARUT, DAN WAKTU EKSTRAKSI)
Abstract: Tetraselmis chuii
dikenal sebagai mikroorganisme photoautotroph yang mampu menghasilkan senyawa
antimikroba sebagai metabolisme atau senyawa alelopati. Berkenaan dengan
metabolit yang berharga, penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
tentang ekstraksi dan identifikasi senyawa antimikroba oleh T. chuii
menggunakan metode maserasi. Pada penelitian, rancangan acak dikerjakan untuk
mengekstrak dan mengidentifikasi senyawa antimikroba oleh T. chuii. Dua faktor
dan tiga tingkat yang diperlukan dalam penelitian ini. Faktor pertama adalah
jenis pelarut (metanol (L1), kloroform (L2), dan aseton (L3)), kedua adalah waktu
ekstraksi (24 (T1), 48 (T2), dan 72 (T3) jam). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa interaksi antara jenis pelarut dan waktu ekstraksi memberikan pengaruh
yang signifikan (P<0.05) pada ekstrak hasil senyawa antimikroba. Hasil
tertinggi dan terendah ekstrak senyawa antimikroba yang diperoleh di Runs L3T3
dan L2T1 sekitar, 29.92 dan 2.01%. Hasil menunjukkan bahwa diameter tertinggi
zona bening diperoleh di Run L2T3, sekitar 14.30; 16.30; 13.33; 14.33 mm E.
coli, S. aureus, C. albicans, dan A. flavus. GC-MS digunakan sebagai alat bantu
analisa senyawa antimik-roba T.chuii yang meliputi asam lemak (asam 9-hexadecanoic,
asam heksadekanoat (asam palmitat), asam 9-octadecenoic), alcane (Docosane,
Tricosane, Eicosane, Nonadecena), cycloalcene (Cyclohexene), senyawa ester
(asam heksadekanoat (etil ester), asam 1,2-benzenedicarboxylic), senyawa
alkohol (Benzil alkohol), dan di-terpenoide (fitol dan 2,6,10 trimetil). Oleh
karena itu, didapatkan hasil bahwa perlakuan terbaik dicapai ketika kloroform
digunakan sebagai pelarut dengan waktu ekstraksi 72 jam (L2T3) dan menyebabkan
diameter zona bening.
Penulis: Jaya Mahar Maligan,
Vindhya Tri Widayanti, Elok Zubaidah
Kode Jurnal: jppertaniandd151000