Pendekatan SHIP (Sistemik, Holistik, Interdisipliner, Partisipatori) pada Program Biogas di Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan Provinsi Bali
Abstract: Program biogas sudah
dikenal di Indonesia sejak lama. Adanya program tersebut berbagaimanfaat yang
diperoleh selain untuk pengadaan energi juga merupakan teknologi yang
tanggapterhadap kebutuhan masyarakat, terutama dalam pengolahan limbah untuk
mengurangipencemaran lingkungan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui
pelaksanaan program biogasdan karakteristik pengguna bioreaktor di desa
KelatingKendala program biogas di desaKelating, terutama dalam sistem dan
disain biorektor serta pengolahan kotoran sapi menjadikompos dianggap lebih
menguntungkan. Juga program biogas di desa tersebut berbasis individuyang
sedikit sekali melibatkan partisipasi masyarakat. Pada kondisi tersebut
biasanya petanitidak tidak mampu mengarahkan kemampuannya secara optimal.
Berbeda dengan programberbasis masyarakat adalah pelibatan fisik, mental,
emosi, pikiran dan prilaku seseorang didalam situasi kegiatan kelompok dan
mengupayakan agar setiap orang berkontribusi samadalam menentukan hasil
kelompok dan dalam menyampaikan pendapatnya. Salah satupendekatan yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah denganpendekatan SHIP (SHIP
Approach) Sistemik (Systemics), Holistik (Holistics), Interdisipliner(Interdiciplinary)
dan Partisipatori (Participatory). Pada tahap pelaksanaan penelitian,
langkahlangkahyang dilakukan adalah ceramah, diskusi dan pengumpulan data
dengan mengisikuesioner penilaian petani terhadap program biogas. Karakteristik
pengguna bioreaktor adalahberjenis kelamin laki-laki dengan rentangan umur
antara 38 sampai 55 tahun, rerata 47,00 ±5,21 tahun. Berat badan subyek
berkisar antara antara 55 sampai 72 kg dengan rerata 66,45 ±4,50 kg, dan tinggi
badannya berada pada rentangan 155 sampai 175 cm dengan rerata 167,60 ±4,75 cm.
Pengalaman kerja subyek berkisar antara 13 sampai 24 tahun dan rerata 23,70 ±
5,93tahun. Hasil analisis SWBR (strength, weakness, benefit dan risk),
kelebihan yang ada di dalamdiri anggota kelompok menjadi strength, kelemahan
menjadi weakness, keuntungan yangdiperoleh dengan adanya perbaikan menjadi
benefit, dan resiko yang akan dihadapi bilaperbaikan dilakukan menjadi risk,
dengan demikian pelaksanaan program biogas di desaKelating tetap tidak
terlaksana dengan baik walaupun sudah melibatkan petani, tokohmasyarakat,
pimpinan, kepala lingkungan dan instansi terkait, hal tersebut karena
berbagaiketerbatasan terutama pola fikir tentang manfaat biogas.
Penulis: I Nyoman Sucipta
Kode Jurnal: jppertaniandd160388