PENENTUAN LOKASI INDUSTRI BIOMASS PELLET (BIOPELLET) BERDASARKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL DI KABUPATEN JEMBER
ABSTRACT: Limbah biomassa
dipilih sebagai sumber energi alternatif karena ketersediaan bahan yang
berlimpah, murah, serta renewable.Salah satu jenis biomassayang dapat digunakan
sebagai bahan bakar adalah limbah dari ubi kayu yang di dapat dari berbagai
indutri olahan ubi kayu, terutama di daerah Kabupaten Jember.Pemanfaatan ubi
kayu dalam industri akan menghasilkan beberapa output salah satunya yakni
berupa limbah padat yang berupa kulit dan bonggol yang potensial digunakan
sebagai bahan baku industri biopellet. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan lokasi potensial untuk mendirikan industri biopellet di Kabupaten
Jember.Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Jember.Metode pengambilan data
antara lain metode wawancara (interview), observasi dan studi pustaka. Analisis
pemilihan wilayah potensial untuk mendirikan industri menggunakan Metode Perbandingan
Eksponensial (MPE). Wilayah yang paling potensial untuk dikembangkan menjadi
industri biopellet yaitu di wilayah Kecamatan Jelbuk dengan nilai akhir sebesar
202.836.Kecamatan Jelbuk layak menjadi wilayah potensial karena mempunyai
banyak unit usaha olahan tape singkong yang juga dapat menghasilkan banyak
limbah ubi kayu. Terdapat 30 unit usaha tape singkong yang terdaftar di Dinas
Koperasi Kabupaten Jember yang menduduki unit usaha tape singkong terbesar
kedua setelah Kecamatan Tanggul dengan 35 unit usaha. Kecamatan ini juga
termasuk memiliki harga tanah yang murah dibanding dengan wilayah lainya, data
sekunder dari Bank Danamon tahun 2014 menunjukkan harga tanah di Kecamatan
Jelbuk yakni sebesar Rp 100.000/ m2.
Penulis: Andrew Setiawan
Rusdianto
Kode Jurnal: jppertaniandd151036