BUDI DAYA TERPADU Cherax quadricarinatus DAN C. albertisi DENGAN PADI DALAM KOLAM TANAH
Abstract: Produktivitas usaha
budi daya Cherax spp. belum diketahui secara pasti apalagi bila dikaitkan
dengan isu bahwa cherax dapat memakan benih padi. Produksi benih cherax telah
dapat dilakukan di hatcheri namun masih diarahkan terutama pada usaha
memproduksi udang hias, padahal cherax di beberapa negara lain telah lama
diproduksi sebagai udang konsumsi dan termasuk dalam kelompok crayfish dalam
perdagangan hasil perikanan dunia. Rancang bangun wadah untuk mengakomodir
sifat biologi, terutama kemampuan merayap keluar wadah, kanibalisme, dan
kebiasaan makan tanaman air seperti padi, dicoba diterapkan pada pembesaran
cherax secara terpadu. Benih cherax umur 45 hari ditebar pada padat tebar 15
ekor/m2 kedalam bak berukuran 1 m x 1 m x 0,5 m
berpematang dan berdasar tanah. Perlakuan yang diuji spesies cherax dan
penanaman padi sebagai naungan dalam kolam. Pakan diberikan sebanyak 3% bobot
biomassa dalam bentuk pakan udang windu komersial. Kedalaman air dalam bak
dipertahankan 10—20 cm pada pelataran dan sekitar 30—40 cm pada caren atau
kobakan. Sampling dilakukan setiap 30 hari untuk mengamati pertumbuhan yang
dicerminkan oleh pertambahan panjang total dan karapas serta bobot rataan
individu. Pertumbuhan padi, jumlah anakan, dan bulir gabah per malai, dalam
petak tempat pemeliharaan cherax yang tidak berbeda (P>0,05) dari dalam
petak tanpa cherax membuktikan bahwa cherax bukan pemakan padi. Selain itu,
laju bertumbuh cherax dalam petak padi campur tanaman air juga tidak berbeda
(P>0,05) dari dalam petak padi. Baik C. quadricarinatus maupun C. albertisi
dapat mencapai bobot 20 g selama 90 hari pemeliharaan dalam kolam tanah. Kedua
spesies cherax yang diuji merupakan pembuat lobang di pematang, kedalaman lubang
berkisar 20—80 cm dan dapat menimbulkan kebocoran. Budi daya C. quadricarinatus
dan C. albertisi dapat dikembangkan sebagai sumber penghasilan baru tanpa
kekhawatiran dapat mengganggu ketahanan pangan.
Keywords: Cherax
quadricarinatus; C. albertisi; paddy; earthen pond
Penulis: Taufik Ahmad, Lilis
Sofiarsih, Sutrisno
Kode Jurnal: jpperikanandd070110