ESTIMASI KEDALAMAN MATA PANCING TUNA LONGLINE DI SAMUDERA HINDIA: METODE YOSHIHARA DAN MINILOG
Abstract: Penyebaran tuna
secara vertikal (berdasarkan atas kedalaman perairan) sangat dipengaruhi oleh
suhu dan swimming layer. Informasi mengenai penyebaran tuna baik secara
horisontal maupun vertikal sangat penting guna menunjang keberhasilan operasi
penangkapan tuna. Penelitian mengenai kedalaman mata pancing tuna longline
telah dilakukan di Samudera Hindia pada bulan Juli sampai Agustus 2005. Data
kedalaman mata pancing diestimasi dengan menggunakan metode Yoshihara dan hasil
pengukuran minilog. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengestimasi
kedalaman mata pancing tuna longline dengan menggunakan metode Yoshihara dan
minilog dan membandingkan perhitungan kedua metode tersebut serta mengetahui
kedalaman renang tuna. Hasil perhitungan metode Yoshihara diperoleh kedalaman
mata pancing terdalam diperoleh pada setting kesembilan pada pancing nomor 10
yaitu 359,1-379,1 m dan kedalaman terendah terdapat pada pancing nomor 1
setting kedelapan dan 10 yaitu 101,1 121,1 m. Kedalaman pancing terdalam yang
diperoleh dari hasil pengukuran minilog terdapat pada pancing nomor 10 yaitu
339,8 414,6 m dengan suhu 9,2-11,7°C, sedangkan kedalaman pancing terendah
terdapat pada pancing nomor 1 yaitu 110,3-151,1 m dengan suhu 20,6-25,4°C.
Selisih kedalaman mata pancing yang terendah antara hasil perhitungan metode
Yoshihara dengan minilog terdapat pada pancing nomor 2 yaitu 8,0 m, sedangkan
selisih yang tertinggi terdapat pada pancing nomor 7 yaitu 81,8 m. Bigeye tuna
tertangkap pada kedalaman 250-450 m dengan suhu 9-16°C, yellowfin tuna
tertangkap sekitar kedalaman 200 m dengan suhu sekitar 17°C dan albacore
tertangkap sekitar kedalaman 150 m dengan suhu sekitar 20°C.
Keywords: kedalaman mata
pancing; tuna longline; metode Yoshihara; minilog
Penulis: Budi Nugraha, Ronny
Irawan Wahju, Muhammad Fedi Alfiadi Sondita, Zulkarnain
Kode Jurnal: jpperikanandd100297