HUBUNGAN ANTAR ORGANISASI DALAM SISTEM PENGORGANISASIAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN/LAHAN DI INDONESIA
Abstrak: Kebakaran hutan/lahan
merupakan salah satu sumber penyebab utama perubahan iklim global. Sampai
sekarang kebakaran hutan/lahan di Indonesia belum dapat diatasi secara optimal,
disebabkan salah satunya oleh sistem pengorganisasian pengendalian kebakaran
hutan/lahan yang masih lemah. Studi ini bertujuan untuk menganalisis hubungan
antar organisasi di dalam sistem pengorganisasian pengendalian kebakaran
hutan/lahan. Metode penelitian yang
digunakan adalah analisis jejaring koordinasi dengan kajian terhadap tiga aspek
yaitu bantuan layanan, administratif, dan perencanaan pada 42 organisasi
tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota. Hasil analisis menemukan bahwa
koordinasi antar organisasi pada tingkat nasional relatif baik, sedangkan
koordinasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota masih lemah. Koordinasi
secara horizontal pada satu tingkatan maupun secara vertikal antar tingkatan di
Riau telah terjalin di antara lebih banyak organisasi dibandingkan dengan di
Kalimantan Barat,di mana koordinasi secara horizontal maupun secara vertikal
belum terjalin. Penelitian ini membuktikan secara empirik bahwa koordinasi
antar organisasi dalam pengendalian kebakaran hu emah, sehingga kebakaran
hutan/lahan belum dapat terkelola dengan baik.
Kata kunci: Koordinasi,
pengendalian kebakaran, institusi
Penulis: Erly Sukrismanto,
Hadi S. Alikodra, Bambang H. Saharjo, Priyadi Kardono
Kode Jurnal: jpkehutanandd110084
Artikel Terkait :
Jp Kehutanan dd 2011
- STRUKTUR DAN SEBARAN TEGAKAN DIPTEROCARPACEAE DI SUMBER BENIH MERAPIT, KALIMANTAN TENGAH
- ASPEK EKOLOGI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L.) DI HUTAN PANTAI TANAH MERAH, TAMAN HUTAN RAYA BUKIT SOEHARTO
- PERTUMBUHAN MERANTI (Shorea spp.) PADA SISTEM TEBANG PILIH TANAM JALUR DENGAN TEKNIK SILVIKULTUR INTENSIF (TPTJ-SILIN)
- POLA AGROFORESTRY TANAMAN PENGHASIL GAHARU DAN KELAPA SAWIT
- PENANAMAN GAHARU (Gyrinops versteegii (Gilg.) Domke) DENGAN SISTEM TUMPANGSARI DI RARUNG, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
- STOK KARBON TEGAKAN HUTAN ALAM DIPTEROKARPA DI PT. SARPATIM, KALIMANTAN TENGAH
- POTENSI DAN SEBARAN NIPAH (Nypa fruticans (Thunb.) Wurmb) SEBAGAI SUMBERDAYA PANGAN
- INDIKATOR EKOLOGIS SEBAGAI DASAR PENENTUAN SISTEM ZONASI TAMAN NASIONAL BATANG GADIS
- POPULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) LOKAL PADA LAHAN PASCA TAMBANG BATUBARA
- PELESTARIAN CENDANA (Santalum album Linn) SECARA SWADAYA OLEH MASYARAKAT DI DESA NANSEAN KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
- KARAKTERISTIK DAN PERSEPSI MASYARAKAT DAERAH PENYANGGA TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN-SALAK
- PENGARUH MEDIA ORGANIK DAN TANAH MINERAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN INDEKS MUTU BIBIT MINDI
- KAJIAN PERTUMBUHAN TANAMAN PADA SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM INDONESIA (TPTII) DI KALIMANTAN TENGAH
- UJI STEK PUCUK DAMAR (Agathis loranthifolia Salisb.) PADA BERBAGAI MEDIA DAN ZAT PENGATUR TUMBUH
- POTENSI DAN PERMUDAAN ALAM ROTAN PENGHASIL JERNANG DI KAWASAN TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH, RIAU
- PENGARUH TEKNIK PEMBENIHAN LANGSUNG DAN PENYIANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL MERBAU (Intsia bijuga OK.)
- POTENSI KOLABORASI DALAM PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL TELUK CENDERAWASIH DI PAPUA
- ISOLAT DAN KARAKTERISASI ENZIMATIS MIKROBA LIGNOSELULOLITIK DI TIGA TIPE EKOSISTEM TAMAN NASIONAL
- STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI DI CAGAR ALAM TELAGA RANJENG DAN IMPLIKASI KONSERVASINYA
- PENYERAPAN POLUTAN LOGAM BERAT (Hg, Pb dan Cu) OLEH JENIS-JENIS MANGROVE
- PENGARUH HUTAN DALAM PENGATURAN TATA AIR DAN PROSES SEDIMENTASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) : STUDI KASUS DI DAS CISADANE
- ANALISIS HUBUNGAN CURAH HUJAN DAN DEBIT SUB SUB DAS NGATABARU, SULAWESI TENGAH
- INTERAKSI MASYARAKAT DENGAN HUTAN DAN LINGKUNGAN SEKITARNYA DI KAWASAN DAN DAERAH PENYANGGA TAMAN NASIONAL KUTAI
- PENGARUH PUPUK LAMBAT LARUT DAN DAUN TANAMAN MURBEI BERMIKORIZA TERHADAP KUALITAS KOKON ULAT SUTERA
- ANALISIS POLA PENGGUNAAN RUANG DAN WAKTU ORANGUTAN (Pongo pygmaeus pygmaeus Linneaus, 1760) DI HUTAN MENTOKO TAMAN NASIONAL KUTAI, KALIMANTAN TIMUR