Kandungan Logam Berat pada Beberapa Lokasi Perairan Indonesia pada Tahun 2001 sampai dengan 2005
Abstract: Logam berat merupakan salah
satu bahan pencemar
yang perlu diwaspadai. Di Indonesia, pencemaran logam
berat dapat berasal dari
limbah industri, pertanian maupun rumah
tangga. Oleh karena itu, Balai Besar Riset Pengolahan Produk
dan Bioteknologi Kelautan dan
Perikanan telah melakukan penelitian monitoring residu logam berat pada
biota maupun perairan di beberapa lokasi selama 5 tahun
yaitu dari tahun 2001 sampai dengan 2005. Tulisan
ini merupakan review dari hasil
penelitian tersebut. Pada tahun 2001, Perairan Dadap, Cilincing,
Demak, dan Pasuruan telah tercemar oleh
logam Hg, sementara Perairan Tanjung
Pasir dan Blanakan belum tercemar
dengan residu Hg di bawah 2 ppb. Pada tahun 2002, perairan laut di Sumatera yang diwakili oleh Perairan
Mentok, Perairan Tanjung Balai, Perairan Tanjung Jabung Timur, dan Perairan Bagan Siapi-api terbukti masih aman untuk
kebutuhan perikanan dengan residu Hg
kurang dari 2 ppb.
Kerang yang hidup
di perairan tersebut
juga masih aman untuk
dikonsumsi. Ambang batas residu
logam dalam produk perikanan adalah Hg 500 ppb, Cd 1.000 ppb, Pb 2.000 ppb, dan
Cu 20.000 ppb. Pada tahun 2002,
perairan Sidoarjo juga masih
dalam batas aman
dengan residu Hg kurang dari 2 ppb, tetapi Perairan Pasuruan telah
tercemar oleh logam Hg dengan
residu Hg di atas 2 ppb. Pada
tahun 2002, kerang yang hidup di perairan Jawa dan Bali masih aman untuk
dikonsumsi. Pada tahun 2003,
perairan di Kalimantan dan
Sulawesi masih dalam batas
aman, begitu juga dengan
biota yang hidup
di perairan tersebut masih aman
untuk dikonsumsi. Pada tahun
2005, Muara Sungai Kahayan dan Muara Sungai Barito telah
tercemar oleh logam Cd dan
Cu, tetapi ikan
yang hidup di
dalamnya masih aman untuk
dikonsumsi. Pada tahun
tersebut Waduk Saguling
telah tercemar oleh logam Pb, Cd, dan Cu sementara Waduk Cirata tercemar oleh
logam Hg dan Waduk Jatiluhur tercemar
oleh logam Cu dan Cd. Ikan
yang hidup di ketiga waduk
tersebut masih aman untuk
dikonsumsi.
Keywords: logam berat,
perairan, sedimen, biota
Penulis: Tuti Hartati Siregar,
Jovita Tri Murtini
Kode Jurnal: jpperikanandd080081