KONSEP BUDIDAYA GAHARU (Aquilaria spp.) DI PROVINSI BENGKULU
Abstrak: Aquilaria spp.
merupakan kelompok tumbuhan penghasil aromatik bernilai komersil tinggi melalui
produk gubal gaharu dan kamedangan. Budidaya tanaman gaharu merupakan salah
satu langkah nyata di dalam menjalankan program pemanfaatan dari alam secara
berkelanjutan. Untuk itu dilakukan penelitian mengenai usaha budidaya pohon
penghasil gaharu di Provinsi Bengkulu. Penelitian dilakukan dalam bentuk rapid
assessment pada bulan April 2008 dengan mengunjungi beberapa lokasi penanaman
pohon gaharu (Aquilaria spp.) yang ada di Kabupaten dan Kota Bengkulu.
Pada setiap kunjungan ke lokasi budidaya dilakukan wawancara terstruktur
mengenai sejarah penanaman serta dilakukan pengukuran diameter setinggi dada
(dbh) dan tinggi pohon- pohon gaharu. Kamedangan segar hasil tebangan dan gubal
gaharu hasil inokulasi diukur berat dan kandungan airnya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penanaman pohon penghasil gaharu di tingkat masyarakat
diprakarsai oleh perusahaan lokal. Sampai dengan Juli 2008 jumlah petani gaharu
binaan mencapai 29 jiwa dengan luas penanaman 38,0 ha serta jumlah penanaman
mencapai 5.000 pohon, sedangkan kegiatan inokulasi pada tumbuhan gaharu alam
mencapai 53 ha. Pemahaman konsep budidaya
sesuai perundangan masih harus disosialisasikan mengingat adanya perbedaan
persepsi, khususnya pada status pohon penghasil gaharu alam yang diinokulasi
dengan sengaja. Jenis pohon penghasil gaharu yang dibudidaya dan tumbuh alami
di perkebunan masyarakat adalah Aquilaria microcarpa Baill. dan A. malaccensis
Lam. Berat gubal gaharu hasil inokulasi kondisi siap jual rata-rata 18,79
gram/potong (standar deviasi 8,85) dengan kandungan air 11,2-12,97%. Kandungan
air pada kamedangan hasil tebangan baru adalah 46,3%. Satu pohon penghasil
gaharu dengan tinggi 35 m dan dbh 118 cm setidaknya menghasilkan 637,65 kg
kamedangan kering siap jual
Kata Kunci: Gaharu; Aquilaria
microcarpa; A. malaccensis; Bengkulu; budidaya
Penulis: Harry Wiriadinata,
Gono Semiadi, Dedy Darnaedi, Eko Baroto Waluyo
Kode Jurnal: jpkehutanandd100094