Kualitas Pengeringan Kayu Mahoni pada Berbagai Variasi Kerapatan Incising dengan Dua Skedul Pengeringan Suhu tinggi
Abstract: Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi variasi kerapatan
incising dan dua skedul pengeringan terhadap kecepatan dan cacat-cacat
pengeringan kayu mahoni, serta mengetahui pengaruh variasi kerapatan incising
terhadap kekuatan lengkung statik kayu mahoni yang telah dikeringkan. Tiga
pohon mahoni (Swietenia mahagony) berdiameter 300-350 mm ditebang dan
selanjutnya dibelah dan dibuat menjadi balok dengan ukuran 60 mm × 100 mm
dengan panjang 500 mm untuk dijadikan sampel pengeringan. Di antara
masing-masing bagian tersebut, dibuat sampel ukuran 20 mm × 20 mm × 25 mm, yang
digunakan untuk penentu kadar air awal dan distribusinya. Sampel pengeringan
selanjutnya dibagi menjadi 5 variasi kerapatan incising, yaitu 0 lubang/m2
(tanpa incising), 1000 lubang/m2, 2000 lubang/m2, 3000 lubang/m2, dan 4000
lubang/m2. Setiap variasi kerapatan incising selanjutnya akan dikeringkan
dengan 2 skedul pengeringan, yaitu suhu pengeringan 100°C sampai tercapai kadar
air akhir 12% dan suhu 60°C pada 8 jam pertama dan selanjutnya dilanjutkan
100°C, sampai tercapai kadar air akhir 12%. Paramater yang diamati adalah
kecepatan pengeringan, cacat retak permukaan, dan distribusi kadar air akhir.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kerapatan incising 3000-4000 lubang/m2
memberikan pengaruh yang cukup nyata di dalam mempercepat proses pengeringan
dan distribusi kadar air akhir. Skedul pengeringan dan variasi kerapatan
incising tidak berpengaruh pada retak permukaan. Pra perlakuan incising sampai
batas 4000 lubang/m2 ini dapat diterapkan untuk mempercepat proses pengeringan
dengan penurunan nilai modulus elastisitas dan modulus patah yang tidak berbeda
nyata.
Kata kunci: incising,
pengeringan suhu tinggi, mahoni, lengkung statik, skedul pengeringan
Penulis: Tomy Listyanto,
Fadlul Rahman, Hyana Swargarini,
Kode Jurnal: jpkehutanandd160235