MENAKAR SIFAT INVASIF SPESIES AKASIA MANGIUM (Acacia mangium Willd.) DI HUTAN PENELITIAN DAN PENDIDIKAN BUKIT SOEHARTO
ABSTRAK: Akasia mangium
(Acacia mangium Willd) bukan tumbuhan asli Kalimantan namun sejak puluhan tahun
tumbuh berkembang pesat di berbagai wilayah Kalimantan termasuk Kalimantan
Timur. Dikenal sebagai tumbuhan yang mampu tumbuh di lahan kritis sehingga pada
awal tahun 1990-an dijadikan tanaman
reboisasi sekaligus pengendali alang-alang di wilayah kritis hutan
penelitian dan pendidikan Universitas Mulawarman di Bukit Soeharto.
Mengherankan, bahwa beberapa tahun taerkhir sebagian praktisi kehutanan dan
reklamasi pascatambang merasa gamang menggunakan A. mangium, khawatir jika
jenis tersebut akan benar benar menjadi spesies invasif. Gejala untuk menolak bahkan menghindari A. mangium sebagai komoditas kehutanan
terutama sebagai jenis pengendali lahan kritis mulai meluas. Untuk mengetahui
seberapa benar anggapan Acacia mangium sebagai jenis invasif maka dilakukan
evaluasi dengan melakukan analisis vegetasi terhadap 3 ha tegakan hutan A.
mangium yang ditanam di Bukit Soeharto sebagai uji petik yang saat sekarang
telah berumur sekitar 25 tahun. Hasil evaluasi membuktikan bahwa jumlah tanaman
per ha (kerapatan) pohon A. mangium menurun (kurang dari jumlah saat ditanam
atau sekitar 800 individu/ha). Jumlah yang menurun itupun cenderung
mengelompok. Sebagian pohon bahkan ditemukan dalam kondisi mati generasi
(standing dead trees). Sementara itu jumlah spesies pohon setempat (local trees
species) juga mulai muncul di antara tegakan A.mangium. Dengan demikian
terbukti bahwa A. mngium bukanlah tipe
invasif yang sesungguhnya dan tidak ada
alasan utuk menolak penggunaannya sebagai tanaman pengendali lahan kritis
selama potensi ancaman terjadinya kebakaran lahan hutan dapat dicegah.
Kata kunci: Acacia mangium,
invasif, kebakaran, reklamasi pascatambang
Penulis: Sutedjo
Kode Jurnal: jpkehutanandd170192