PENGARUH DOSISGLISIN YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT KANIBALISME, SINTASAN, DAN PERTUMBUHAN KEPITING BAKAU (Scylla serrata)
Abstract: Glisin merupakan
salah satu jenis asam amino esensial yang berfungsi sebagai prekusor serotonin
(5- hydroxytryptamine, 5-HT). Injeksi serotonin pada ikan karnivora, dapat
menghambat sifat agresif diantaranya kanibalisme. Penelitian ini bertujuan
untuk mendapatkan dosis glisin yang optimum dalam menekan sifat kanibalime
kepiting bakau, Scylla serrata. Penelitian dilakukan di Laboratorium basah
Marana, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau menggunakan 12 akuarium kaca
berukuran 60 cm x 40 cm x 40 cm yang berlangsung selama 28 hari. Penelitian ini
didesain dengan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan.
Setiap akuarium diisi 25 krablet (C-33) dengan lebar karapas 5,2±0,1 mm dan
bobot 0,15±0,03 g. Hewan penelitian diberi makan ikan rucah (Clupea sp.) dua
kali sehari dengan dosis 15% dari obot badan kepiting. Perlakuan yang diteliti
adalah empat dosis glisin yang ditambahkan pada ikan rucah yaitu: (A) kontrol
(tanpa glisin), (B) 0,5%, (C) 1,0%, dan (D) 1,5% glisin terhadap bobot ikan
rucah. Beberapa data dicatat dalam penelitian ini seperti: lebar karapas, bobot
kepiting, jumlah kepiting yang mati dan penyebab kematiannya. Dari data
tersebut dihitung pertumbuhan, sintasan, dan tingkat kanibalisme. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan glisin pada pakan ikan rucah dengan
dosis berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan harian, tingkat
kanibalisme dan sintasan kepiting bakau (P<0.05). Tingkat kanibalisme
terendah, sintasan tertinggi dan pertumbuhan tertinggi dijumpai pada perlakuan
D dan berbeda nyata dengan perlakuan A dan B, tetapi berbeda tidak nyata dengan
perlakuan C.
Keywords: glisin,
kepitingbakau, kanibalisme, pertumbuhan, sintasan
Penulis: Suharyanto, Muhammad
Tjaronge, Sulaeman
Kode Jurnal: jpperikanandd090194