PERIKANAN PUKAT CINCIN DI PEMANGKAT, KALIMANTAN BARAT
Abstract: Pemanfaatan sumber
daya ikan pelagis kecil di Laut Cina Selatan wilayah Indonesia (luasnya sekitar
595.000 km2), khususnya di perairan pantai Kalimantan Barat dengan sasaran
utamanya ikan kembung (Rastrelliger brachyosoma) pada tahun 1991 telah mencapai
94% dari rata-rata hasil tangkapan maksimum lestari. Perkembangan penangkapan
ikan pelagis kecil ke arah lepas pantai yang dirintis oleh armada pukat cincin
Pekalongan sejak tahun 1985 di perairan Pejantan telah diikuti oleh nelayan
Kalimantan Barat, khususnya di Pemangkat pada tahun 1990. Jumlah kapal pukat
cincin Pemangkat yang pada tahun 1995 hanya enam unit, pada tiap tahunnya
meningkat sampai mencapai 48 unit pada tahun 2003. Penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh gambaran perikanan pelagis kecil yang berbasis di Pemangkat
dengan alat tangkap pukat cincin. Analisis dilakukan berdasarkan pada data log
book tiap trip kapal pukat cincin pada periode tahun 2004 - 2006. Hasil
tangkapan pukat cincin didominansi oleh ikan pelagis kecil, terutama 2 jenis
ikan layang (Decapterus russelli dan D. macrosoma), bentong (Selar
crumenophthalmus), banyar (Rastrelliger kanagurta), dan tembang (Sardinella
gibbosa), serta jenis-jenis ikan lainnya yang bernilai ekonomis. Hasil
tangkapan ikan pelagis kecil bervariasi menurut musim, yaitu paling tinggi pada
musim peralihan 1 dan peralihan 2, serta paling rendah pada musim barat. Catch
per unit of effort jenis-jenis ikan pelagis kecil dari tahun 2005 - 2006 pada
umumnya cenderung turun, diduga akibat tingginya jumlah upaya dari banyak
armada pukat cincin lain, baik dari wilayah Indonesia maupun dari luar negeri.
Keywords: perikanan; pukat
cincin; Laut Cina Selatan
Penulis: Tuti Hariati, Umi
Chodrijah, Muhammad Taufik
Kode Jurnal: jpperikanandd090279