PROSPEK PEMANFAATAN LIMBAH PERIKANAN SEBAGAI SUMBER KOLAGEN
Abstract: Pengolahan hasil
perikanan seperti pengalengan dan filet ikan biasanya memiliki produk samping
berupa kepala, sirip, tulang, sisik maupun kulit ikan dalam jumlah yang
melimpah. Limbah perikanan tersebut dapat diproses lebih lanjut menjadi kolagen
yang bernilai ekonomis tinggi. Kolagen terdapat pada jaringan ikat dalam kulit,
tendon, tulang keras, dan tulang rawan. Pelarutan protein non kolagen, mineral
maupun lemak diperlukan untuk memudahkan proses ekstraksi kolagen. Umumnya
proses ekstraksi kolagen dilakukan dalam suasana asam. Namun, penggunaan pepsin
pada proses ekstraksi ternyata diketahui dapat meningkatkan rendemen kolagen
yang diperoleh. Karakteristik kolagen dapat dilihat dari kelarutan, viskositas,
suhu denaturasi, dan kandungan asam amino yang diperoleh. Saat ini, penggunaan
kolagen pada industri telah meluas, khususnya pada bidang medis, pangan, dan
kosmetik. Menurut data statistik, diperkirakan bahwa limbah perikanan sebesar
1,81 juta ton pertahun dihasilkan oleh perikanan tangkap. Jika rendemen kolagen
berkisar antara 11–63% maka diperkirakan dapat dihasilkan kolagen dalam jumlah
yang besar, yaitu sekitar 0,20–1,14 juta ton. Hal ini menunjukkan bahwa limbah
perikanan dapat menjadi sumber kolagen yang potensial.
Keywords: fishery waste,
collagen, extraction, characteristic
Penulis: Nurhayati, Rosmawaty
Peranginangin
Kode Jurnal: jpperikanandd090350