TEKNIK IDENTIFIKASI DAERAH YANG BERPOTENSI RAWAN LONGSOR PADA SATUAN WILAYAH DAERAH ALIRAN SUNGAI
Abstrak: Kejadian tanah
longsor di Indonesia belakangan ini terus meningkat intensitas dan sebarannya.
Tanah longsor terjadi jika tahanan geser massa tanah atau batuan lebih kecil
dari tekanan geser pada sepanjang bidang longsoran yang disebabkan oleh adanya
peningkatan kejenuhan air tanah saat musim penghujan. Tujuan penelitian adalah
untuk mendapatkan teknik identifikasi daerah yang berpotensi longsor, agar
masyarakat mudah mengenali dan tidak terjadi korban yang tidak perlu. Lokasi
penelitian adalah pada lahan yang berada pada wilayah berpotensi longsor di
Kabupaten Purworejo, Banjarnegara, dan Karanganyar di Provinsi Jawa Tengah.
Metode pengamatan longsor dengan mencatat beberapa parameter penyebab longsor,
antara lain: kemiringan lereng, curah hujan, tekstur tanah, regolith tanah,
sesar, kepadatan penduduk. Hasil
pengamatan daerah yang berpotensi longsor berurutan dari sub Daerah Aliran
Sungai (DAS) terberat: Banjarnegara di sub DAS Merawu (12 cm), Purworejo di sub
DAS Gesing (8 cm), dan Karanganyar di sub DAS Mungkung-Grompol (0 cm). Semakin
tinggi kandungan liat maka semakin berpotensi longsor, selain faktor kemiringan
lereng, kedalaman regolit, adanya sesar, dan tingginya curah hujan. Dampak atau manfaat penelitian ini adalah: a)
mengantisipasi/meminimalisir terjadinya korban jika terjadi longsor pada daerah
yang berpotensi longsor, b) memberi informasi kepada masyarakat untuk mengenal
daerah berpotensi longsor dan beradaptasi dengan bencana longsor, c) memberi
peringatan dini dengan memasang berbagai alat, antara lain: extensometer,
penakar hujan ombrometer, dan mengenalkan berbagai macam tanaman yang tahan
longsor.
Kata Kunci: Identifikasi
longsor;perbukitan; gerakan tanah; intensitas hujan
Penulis: Beny Harjadi, Paimin
Kode Jurnal: jpkehutanandd130230