Dampak Jangka Panjang Terapi Hormonal Dibandingkan Pembedahan pada Undesensus Testis
Abstrak: Pemberian terapi
hormonal pada undesensus testis (UDT) masih direkomendasikan di Indonesia
sedangkan Consensus Report of Nordic Countries menyatakan bahwa terapi lini
pertama untuk undesensus testis adalah operasi dan terapi hormonal tidak
direkomendasikan lagi.
Tujuan. Mengevaluasi dampak samping terapi hormonal dan pembedahan pada
undesensus testis berdasarkan bukti ilmiah.
Metode. Penelusuran pustaka database elektronik : Pubmed, Cochrane,
Medline, Pediatrics. Hasil. Terdapat 11 penelitian mengenai dampak terapi pada
UDT. Lima penelitian prospektif melakukan pemantauan sampai usia pasien 3 tahun
sedangkan 6 penelitian lainnya merupakan studi potong lintang pada pria dewasa
dengan riwayat undesensus testis. Volume testis dan kualitas sperma lebih
rendah pada pasien yang memiliki riwayat terapi hormonal dibandingkan dengan pasien
yang menjalani pembedahan saja. Risiko infertilitas meningkat (OR 4,7) pada
pasien yang menjalani terapi hormonal. Risiko keganasan meningkat jika
pembedahan dilakukan lebih dari usia 10 tahun.
Kesimpulan. Terapi hormonal pada UDT dapat meningkatkan risiko
infertilitas di kemudian hari oleh karena itu terapi hormonal sebaiknya tidak
dianjurkan. Pasien dengan UDT berisiko menderita keganasan testis di usia
dewasa dan orkiopleksi dini (sebelum usia 12 bulan) terbukti menurunkan risiko
tersebut.
Kata Kunci: undesensus testis;
pembedahan; terapi hormonal
Penulis: Windhi Kresnawati,
Aman Bhakti Pulungan, Bambang Tridjaja
Kode Jurnal: jpkedokterandd150766

Artikel Terkait :
Jp Kedokteran dd 2015
- Mendengkur pada Anak: kapan waktu yang tepat untuk dilakukan tonsiloadenoidektomi?
- Efektivitas Premedikasi untuk Pencegahan Reaksi Transfusi
- Perbedaan Myocardial Performance Index Ventrikel Kiri pada Remaja Obes dengan dan tanpa Sindrom Metabolik
- Hubungan Jenis Kelamin, Usia Gestasi, dan Berat Badan Lahir dengan Sindrom Rubela Kongenital
- Korelasi Kadar Timbal dalam Darah dengan Kadar Hemoglobin pada Anak Usia 1-6 tahun
- Hubungan Kadar Copeptin Serum dengan Derajat Pneumonia pada anak balita
- Hubungan antara Kadar Seng dalam Serum dengan Fungsi Eksekutif pada Anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
- Perbandingan Efektifitas dan Keamanan Parasetamol Intravena dan Ibuprofen Oral pada Penutupan Duktus Arteriosus Persisten pada Bayi Kurang Bulan
- Hubungan Penggunaan Media Elektronik dan Gangguan Tidur
- Hubungan Kadar Procalcitonin dengan Demam Neutropenia pada Leukemia Limfoblastik Akut Anak
- Hubungan Kadar Prokalsitonin dan Kultur Bakteri dengan Tingkat Keparahan Pneumonia pada Anak
- Ketepatan Parameter Klinis dalam Memprediksi Mortalitas Perdarahan Intrakranial Spontan pada Anak Usia Kurang dari Satu Tahun
- Hubungan Ketebalan Intima Media Arteri Karotis dan Massa Ventrikel Kiri pada Remaja Obes
- Gambaran Uji Fungsi Paru pada Diabetes Melitus Tipe 1 Usia 8-18 Tahun
- Jumlah CD4+IL-5+, CD8+IL-5+, dan Perbaikan Kualitas Hidup Setelah Pemberian Prebiotik dan Nigella Sativa pada Anak Asma dengan Imunoterapi Fase Rumatan
- Profil Klinis, Laboratorium, dan Serologi Infeksi Virus Dengue pada Bayi
- Perbandingan Kadar Vitamin D [25 Hidroksivitamin D] Pada Anak Sakit Kritis dan Nonkritis
- Faktor Risiko Hiperkoagulasi pada Thalassemia Anak
- Hubungan antara Hipokalsemia dan Prognosis Buruk pada Sepsis Neonatal
- Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap Kadar Leukotrien Urin pada Pasien Asma Anak
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Perilaku pada Anak Epilepsi
- Manifestasi Klinis dan Fungsi Ventrikel pada Kardiomiopati Dilatasi
- Event Free Survival Enam Bulan Kejadian Tumor Cachexia Syndrome pada Anak dengan Keganasan
- Hubungan Asma dengan Gangguan Perilaku pada Anak
- Dampak Penambahan Digoksin terhadap Kapasitas Fungsional Penyakit Jantung Bawaan Pirau Kiri ke Kanan yang Mengalami Gagal Jantung