EKSPRESI GEN LITIK VIRUS EPSTEIN-BARR: MANFAATNYA UNTUK PENEGAKAN DIAGNOSIS KARSINOMA NASOFARING
Abstrak: Karsinoma nasofaring
(KNF) bersifat endemik secara geografis (di Asia Tenggara)dan berasosiasi
dengan beragam faktor lingkungan dan genetik. KNF tidak berdiferensiasi
konsistendengan adanya infeksi virus Epstein-Barr (VEB). Prevalensi KNF pada
populasi Indonesia cukup tinggisebesar 6,2/100.000 penduduk per tahun.
Tujuan:Menjelaskan kegunaan analisis ekspresi gen litikimmediate-early VEB untuk
menegakkan diagnosis KNF dan meningkatkan efisiensi dalam penangananKNF.
Tinjauan Pustaka: Replikasi VEB pada epitel nasofaring berimplikasi pada dua
reaksi seluler,yaitu siklus laten dan litik VEB. Ekspresi gen litik VEB terdiri
dari tiga fase, yaitu immediate-early,early dan late.Ekspresi gen
immediate-early BZLF1 dan BRLF1 diperlukan untuk menginduksi genlitik fase
early dan late, sehingga kedua gen tersebut dikenal sebagai gen transaktivator.
Gen faseearlylitik BALF1 mengekspresikan protein replikasi pada KNF. Ekspresi
gen fase late BCLF1 berperanpenting untuk replikasi VEB pada KNF, terutama
untuk membentuk struktur virion. Perubahan sikluslaten menjadi siklus litik
pada sel tumor dapat terjadi secara spontan, terutama melalui transduksi
sinyalsetelah aktivasi oleh anti-IgG, TGF-ß dan CD4. Pada KNF, induksi siklus
litik VEB dengan cisplatindan radiasi sinar γ menyebabkan peningkatan ekspresi
gen BRLF1 dan BZLF1 yang berkorelasi denganpeningkatan progresivitas tumor.
Teknik RT-PCR akan sangat berguna untuk mendeteksi ekspresi mRNAgen BRLF1 dan
BZLF1 VEB pada lokasi tumor primer, sedangkan teknik real time RT-PCR
digunakanuntuk mengukur kuantitas mRNA gen tersebut. Kesimpulan: Ekspresi gen
litik immediate-early VEBpada biopsi tumor KNF memberikan informasi klinis
dasar yang lebih akurat untuk diagnosis dan terapiKNF.+
Kata kunci: ekspresi gen litik
VEB, karsinoma nasofaring, diagnosis KNF
Penulis: Daniel Joko Wahyono,
Bambang Hermani, Purnomo Soeharso
Kode Jurnal: jpkedokterandd100312