Hubungan antara Anemia dengan Perkembangan Neurologi Anak Usia 12-24 bulan
Abstrak: Kejadian anemia
selama periode kritis perkembangan otak anak dapat mengakibatkan keterlambatan
pertumbuhan dan perkembangan anak secara umum.Tujuan. Untuk mengetahui hubungan
antara anemia dengan perkembangan neurologipada anak usia 12-24 bulan.
Metoda. Penelitian analitik dengan desain potong lintang dilakukan di
Posyandu Puskesmas Kecamatan Wawonasa mulai bulan September-Oktober 2004.
Subjekpenelitian adalah anak berusia 12-24 bulan yang memenuhi kriteria
inklusi. Penentuan anemia sesuai kriteria WHO (kadar hemoglobin usia 6 bulan –
5 tahun < 11 g/dl). Perkembangan anak dinilai menggunakan Bayley Infant
Neurodevelopmental Screener (BINS). Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam 3
kategori yaitu risiko rendah, risiko sedang dan risiko tinggi. Data dianalisis
dengan korelasi Spearman rank.
Hasil. Subjek penelitian 49 anak terdiri dari 31 (63,3%) laki-laki dan 18
(36,7%) perempuan; didapat proporsi anak anemia 16 (32,7%). Pada kelompok
anemia didapatkan 7 (43,8%) anak kategori risiko tinggi dan 7 (43,8%) risiko
sedang. Terdapathubungan yang lemah antara kadar hemoglobin dengan perkembangan
neurologi anak usia 12-24 bulan (rs = 0,429;p = 0,001).
Kesimpulan. Anak usia 12-24 bulan dengan anemia mempunyai risiko tinggi
terhambat dalam perkembangan neurologi.
Kata kunci: anemia,
perkembangan neurologi, defisiensi anak
Penulis: Nurhayati Masloman,
Stefanus Gunawan
Kode Jurnal: jpkedokterandd060132