Hubungan Jenis Kelamin, Usia Gestasi, dan Berat Badan Lahir dengan Sindrom Rubela Kongenital
Abstrak: Sindrom rubela
kongenital (SRK) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Berdasarkan
penelitian terdahulu. faktor usia gestasi, berat badan lahir, dan jenis kelamin
berhubungan dengan kasus confirmed sindrom rubela kongenital.
Tujuan. Menentukan hubungan jenis kelamin, usia gestasi, dan berat badan
lahir dengan kasus probable SRK.
Metode. Penelitian observasional analitik dengan rancangan potong
lintang. Data retrospektif diperoleh dari rekam medis pasien rawat inap dan
rawat jalan usia <1 tahun periode 1 Januari 2008-31 Desember 2014, dengan
kode diagnosis (ICD-10) meliputi congenital rubella syndrome, congenital heart
disease, congenital cataract, sensorineural hearing loss, cerebral palsy, dan
neonatal jaundice. Klasifikasi kasus SRK berdasarkan CDC 2009, yaitu suspected,
probable, confirmed, dan infection only. Pemilihan subjek secara purposive
sampling. Analisis statistik dilakukan dengan analisis bivariat dan regresi
logistik untuk faktor dengan p<0,25 dengan Rasio Odds (RO) dan Interval
Kepercayaan (IK) 95%.
Hasil. Didapat 133 subjek klasifikasi SRK suspected (96), terdiri atas
probable (29) dan confirmed (8). Mayoritas subjek laki-laki (58,6%), usia ibu
25-29 (48,9%) tahun, multipara (54,1%), dan tanpa riwayat vaksinasi rubela
(100%). Hubungan bermakna didapatkan dalam analisis regresi logistik pada
faktor jenis kelamin (p=0,002; OR 6,656; IK95% 2,046–21,657) dan berat badan
lahir (p<0,001; OR 10,365; IK95% 2,839–37,834).
Kesimpulan. Jenis kelamin dan berat badan lahir berhubungan dengan kasus
probable SRK. Diperlukan penelitian prospektif untuk menentukan hubungan usia
gestasi dengan kasus probable SRK.
Kata Kunci: berat badan lahir;
jenis kelamin; sindrom rubela kongenital; usia gestasi
Penulis: Lily Cahyani
Tandililing, Djatnika Setiabudi, Nelly Amalia Risan
Kode Jurnal: jpkedokterandd150841