Hubungan Penggunaan Media Elektronik dan Gangguan Tidur
Abstrak: Gangguan tidur pada
remaja menyebabkan gangguan konsentrasi, gangguan regulasi mood dan perilaku,
serta gangguan kognitif. Media elektronik merupakan salah satu faktor risiko
terjadinya gangguan tidur di kalangan remaja.
Tujuan. Mengetahui hubungan antara penggunaan media elektronik dengan
gangguan tidur.
Metode. Studi potong lintang dilakukan di Yogyakarta pada bulan Juni
2012. Total 288 pelajar dipilih dengan teknik cluster random sampling.
Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner sleep disturbance scale for
children (SDSC) yang diisi oleh orang tua dan pelajar di rumah.
Hasil. Prevalensi gangguan tidur didapatkan 62,24%, dengan gangguan
memulai dan mempertahankan tidur yang memiliki persentasi tertinggi (18,75%).
Uji kemaknaan menunjukkan hubungan antara kebiasaan 30 menit sebelum tidur
dengan gangguan tidur (p<0,001, OR 2,71, IK95% 1,56-4,71). Gangguan tidur
juga memiliki hubungan dengan mengantuk berlebihan di siang hari (p<0,001,
PR 3,42, IK95% 2,06-5,83). Tidak terdapat hubungan antara gangguan tidur dengan
ketersediaan televisi, komputer, video game, dan telepon genggam di dalam
kamar. Aktifitas selain tidur di atas tempat tidur dan penggunaan kafein juga
tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan gangguan tidur.
Kesimpulan. Aktivitas 30 menit sebelum tidur memiliki hubungan yang
bermakna dengan gangguan tidur.
Kata Kunci: sleep disturbance;
gangguan tidur; SDSC; adolescent; remaja; media elektronik
Penulis: Shyrien Amalina, Mei
Neni Sitaresmi, Indria Laksmi Gamayanti
Kode Jurnal: jpkedokterandd150836

Artikel Terkait :
Jp Kedokteran dd 2015
- Mendengkur pada Anak: kapan waktu yang tepat untuk dilakukan tonsiloadenoidektomi?
- Efektivitas Premedikasi untuk Pencegahan Reaksi Transfusi
- Perbedaan Myocardial Performance Index Ventrikel Kiri pada Remaja Obes dengan dan tanpa Sindrom Metabolik
- Hubungan Jenis Kelamin, Usia Gestasi, dan Berat Badan Lahir dengan Sindrom Rubela Kongenital
- Korelasi Kadar Timbal dalam Darah dengan Kadar Hemoglobin pada Anak Usia 1-6 tahun
- Hubungan Kadar Copeptin Serum dengan Derajat Pneumonia pada anak balita
- Hubungan antara Kadar Seng dalam Serum dengan Fungsi Eksekutif pada Anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
- Perbandingan Efektifitas dan Keamanan Parasetamol Intravena dan Ibuprofen Oral pada Penutupan Duktus Arteriosus Persisten pada Bayi Kurang Bulan
- Hubungan Kadar Procalcitonin dengan Demam Neutropenia pada Leukemia Limfoblastik Akut Anak
- Hubungan Kadar Prokalsitonin dan Kultur Bakteri dengan Tingkat Keparahan Pneumonia pada Anak
- Ketepatan Parameter Klinis dalam Memprediksi Mortalitas Perdarahan Intrakranial Spontan pada Anak Usia Kurang dari Satu Tahun
- Hubungan Ketebalan Intima Media Arteri Karotis dan Massa Ventrikel Kiri pada Remaja Obes
- Gambaran Uji Fungsi Paru pada Diabetes Melitus Tipe 1 Usia 8-18 Tahun
- Jumlah CD4+IL-5+, CD8+IL-5+, dan Perbaikan Kualitas Hidup Setelah Pemberian Prebiotik dan Nigella Sativa pada Anak Asma dengan Imunoterapi Fase Rumatan
- Profil Klinis, Laboratorium, dan Serologi Infeksi Virus Dengue pada Bayi
- Perbandingan Kadar Vitamin D [25 Hidroksivitamin D] Pada Anak Sakit Kritis dan Nonkritis
- Faktor Risiko Hiperkoagulasi pada Thalassemia Anak
- Hubungan antara Hipokalsemia dan Prognosis Buruk pada Sepsis Neonatal
- Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap Kadar Leukotrien Urin pada Pasien Asma Anak
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Perilaku pada Anak Epilepsi
- Manifestasi Klinis dan Fungsi Ventrikel pada Kardiomiopati Dilatasi
- Event Free Survival Enam Bulan Kejadian Tumor Cachexia Syndrome pada Anak dengan Keganasan
- Hubungan Asma dengan Gangguan Perilaku pada Anak
- Dampak Penambahan Digoksin terhadap Kapasitas Fungsional Penyakit Jantung Bawaan Pirau Kiri ke Kanan yang Mengalami Gagal Jantung