Kadar Kortisol Serum sebagai Indikator Prognosis Sepsis pada Anak
Abstrak: Salah satu respon
utama terhadap stres adalah aktivasi aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal,
diketahui dengan peningkatkan produksi kortisol.
Tujuan. Membuktikan kadar kortisol dapat digunakan sebagai prediktor
luaran sepsis.
Metode. Penelitian prospektif, dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Sepsis didiagnosis menurut Konsensus Konfrensi Sepsis pada Anak tahun 2005,
dikelompokkan sebagai luaran perbaikan dan perburukan. Kortisol serum
dianalisis dengan metode ELISA. Uji Mann-Whitney U digunakan untuk menganalisis
perbedaan kadar kortisol pada luaran sepsis anak. Kadar kortisol dianalisislebih
lanjut menggunakan ROC dan ditentukan titik potong yang optimal.
Hasil. Sejumlah 30 anak dengan diagnosis sepsis diikutsertakan dalam
penelitian. Kadar kortisol serum subyek berkisar 64,62 – 836,15 ng/mL, menunjukkan
peningkatan (normal 24 – 229) ng/mL. Median kadar kortisol pada luaran
perbaikan 187,05 (64,62-509,08) ng/mL dan pada luaran perburukan 740,91
(299,45-836,15) ng/mL. Terdapat perbedaan bermakna kadar kortisol serum pada
luaran perbaikan dan luaran perburukan (p<0,001). Luas area di bawah kurva
ROC 0,958, dengan titik potong kadar kortisol 323 ng/mL, RR 48,0
(IK95%:4,304–535,256; p<0,001)
Kesimpulan. Kadar serum kortisol lebih dari 323 ng/mL merupakan prediktor
luaran perburukan pada sepsis anak.
Kata Kunci: sepsis; kortisol
serum; indikator prognosis
Penulis: Leny Zabidi, M.
Supriatna, Maria Mexitalia
Kode Jurnal: jpkedokterandd150775