Karakteristik Bayi Prematur yang Mengalami Anemia dan Tranfusi PRC Sebelum Usia Kronologis 4 Minggu
Abstrak: Indonesia merupakan
salah satu negara di dunia dengan angka kelahiran prematur terbanyak. Salah
satu morbiditas yang umum dijumpai adalah anemia. Akibatnya, pasien sering
mendapatkan transfusi PRC di minggu pertama kehidupannya. Mencegah anemia akan
mengurangi kemungkinan tranfusi dan risiko komplikasinya.
Tujuan. Mengetahui karakteristik bayi prematur yang mengalami anemia dan
transfusi PRC sebelum usia kronologis 4 minggu
Metode. Studi potong lintang terhadap rekam medis semua bayi baru lahir
prematur yang menjalani perawatan di Unit Perinatologi RSCM periode 1 Januari
2012 sampai dengan 31 Desember 2013. Penilaian karakteristik bayi prematur
meliputi kadar Hb, berat lahir, usia gestasi, riwayat tranfusi PRC, status
sepsis, lama rawat, dan status keluar.
Hasil. Didapatkan 393 subjek memenuhi kriteria penelitian, 94 (23,9%)
anemia dan 123 (31,3%) minimal satu kali mendapatkan transfusi PRC. Frekuensi
tersering anemia dan mendapatkan transfusi PRC berturut-turut adalah 4 dan 7
kali. Usia pertama kali mengalami anemia dan transfusi PRC adalah usia 7 hari Variabel dengan perbedaan proporsi karakteristik
yang sama menunjukkan hasil bermakna secara statistik adalah variabel usia
gestasi, berat lahir, transfusi PRC, status sepsis, lama rawat, dan status
keluar.
Kesimpulan. Insiden bayi prematur yang mengalami anemia 23,9%, sedangkan
insiden transfusi PRC 31,3%. Kejadian anemia dan transfusi PRC paling banyak
dialami pada satu minggu pertama kehidupan. Perbedaan proporsi antar variabel
untuk kejadian anemia dan kejadian transfusi PRC secara statistik bermakna
ditemukan pada variabel yang sama, yaitu usia gestasi, berat lahir, status
sepsis, lama rawat, dan status keluar.
Kata Kunci: anemia; bayi
prematur; transfusi PRC; karakteristik; insiden
Penulis: Made Satria Murti,
Lily Rundjan, Aman Bhakti Pulungan
Kode Jurnal: jpkedokterandd150769