Ketuban Pecah Dini dan Demam Intrapartum Sebagai Faktor Risiko Sepsis Neonatorum Onset Dini
Abstrak: Sepsis neonatorum onset
dini masih merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang penting pada
neonatus. Beberapa studi menunjukkan bahwa faktor maternal berhubungan dengan
peningkatan risiko sepsis neonatorum onset dini. Faktor-faktor tersebut antara
lain adalah ketuban pecah dini dan demam intrapartum.
Tujuan. Untuk mengetahui hubungan antara ketuban pecah dini dan demam
intrapartum terhadap peningkatan risiko sepsis neonatorum onset dini
Metode. Penelitian kohort dilakukan secara prospektif selama 2 tahun,
antara bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2007 di Instalasi
Maternal-Perinatal RS. Dr.Sardjito, Yogyakarta. Neonatus yang terpapar ketuban
pecah dini dan/atau demam intrapartum dimasukkan dalam penelitan dan diikuti
selama 72 jam. Kriteria eksklusi adalah kelainan bawaan dan/atau lahir dari ibu
yang mendapatkan antibiotik intrapartum. Diagnosis sepsis dinilai dalam 72 jam
pertama kehidupan berdasarkan kriteria klinis dan konfirmasi biakan positif.
Pengukuran hubungan antara paparan dan sepsis ditampilkan dengan risiko relatif
(RR) dan interval kepercayaan 95% (IK 95%).
Hasil. Didapatkan 5,3% dari 190 neonatus dengan paparan ketuban pecah
dini (RR 1,76; IK 95% 0,71-4,37), 12,8% dari 47 neonatus dengan paparan demam
intrapartum (RR 4,26; IK 95% 1,55-11,7), dan 12,9% dari 31 neonatus dengan
paparan ketuban pecah dini yang disertai demam intrapartum (RR 4,31; IK 95%
1,38-13,5) berkembang menjadi sepsis onset dini secara klinis yang disertai
konfirmasi hasil biakan positif. Analisis stratifikasi berdasarkan maturitas kehamilan
dan berat badan lahir, diikuti dengan penghitungan menggunakan statistik
Mantel-Haenszel, menunjukkan hasil yang tidak berbeda secara bermakna. Meskipun
demikian. risiko relatif ketuban pecah dini pada kelompok neonatus cukup bulan
dan/atau berat badan lahir cukup tidak meningkat secara bermakna (RR 1,12; IK
95% 0,44-2,86 dan RR 1,33; IK 95% 0,57-3,84).
Simpulan. Demam intrapartum merupakan faktor risiko independen sepsis
onset dini, sementara ketuban pecah dini meningkatkan risiko secara bermakna
pada kelompok neonatus kurang bulan dan berat badan lahir rendah.
Kata Kunci: ketuban pecah
dini; demam intrapartum; sepsis neonatorum onset dini
Penulis: Naufal Sastra Negara,
Setya Wandita, Purnomo Suryantoro
Kode Jurnal: jpkedokterandd090253

Artikel Terkait :
Jp Kedokteran dd 2009
- Gambaran Klinis Osteomielitis Kronik pada Ewing Sarcoma : Laporan kasus
- Perbandingan Manfaat Vaksin Oral Polio 1 (Monovalen) dengan Vaksin Oral Polio Trivalen Terhadap Transmisi Virus Polio 1 dalam Upaya Mengatasi Kejadian Luar Biasa Polio 1 di Indonesia Tahun 2005: ditinjau melalui respons imun dan keamanannya
- Kebiasaan Sarapan di Kalangan Anak Usia Sekolah Dasar di Poliklinik Umum Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM
- Struktur Sel Streptokokus dan Patogenesis Glomerulonefritis Akut Pascastreptokokus
- Hubungan antara Faktor Risiko pada Ibu dan Kondisi Neonatus dengan Jumlah Eritrosit Berinti pada Neonatus Tunggal Cukup Bulan di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo
- Model Skoring Untuk Memprediksi Anemia Defisiensi Besi pada Bayi 0-6 Bulan
- Pengaruh Waktu Penjepitan Tali Pusat Terhadap Kadar Hemoglobin dan Hematokrit Bayi Baru Lahir
- Hubungan Jumlah Limfosit Plasma Biru dengan Spektrum Klinis dan Perannya dalam Memprediksi Perubahan Spektrum Klinis Infeksi Dengue pada Anak
- Pengaruh Konsumsi Beras Indeks Glikemik Rendah Terhadap Pengendalian Metabolik Diabetes Melitus Tipe-1
- Peran Komunikasi, Informasi, dan Edukasi pada Asma Anak
- Faktor Risiko Lingkungan pada Pasien Japanese Encephalitis
- Perbandingan Efek Live dan Heat-killed Probiotic Terhadap Penyembuhan Diare Akut Nondisentri pada Anak
- Peran Heat Shock Protein 47 sebagai Faktor Prediktor Prognosis Experimental Autoimmune Neuritis: Studi eksperimental untuk mempelajari perjalanan penyakit Sindrom Guillain Barre menggunakan mencit Mus musculus Balb/C
- Neuroblastoma pada Anak Usia 7 Tahun Laporan Kasus
- Pengalaman Klinik Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tingkat V di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
- Perubahan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue Di Indonesia
- Efikasi Obat Kloroquine, Kina, Artesunate-SP, Artesunate-Amodiaquine, Artesunate-Lumafentrin pada Anak Malaria Falciparum di BLU RSUP Prof. Dr. RD. Kandou Manado
- Luaran Terapi Pasien Leukemia Limfoblastik Akut dengan Leukosit ≥ 50.000/μL di RSUP DR. Sardjito Februari 1999 - Februari 2009
- Fusi Gen Translocation Ets Leukemia-Acute Myeloid Leukemia 1 (Tel-Aml1) Sebagai Faktor Prognosis pada Leukemia Limfoblastik Akut Anak
- Pengetahuan Orangtua Mengenai Obat Puyer di Poliklinik Umum Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM
- Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Bronkiolitis Akut
- Hubungan Berat Molekul dengan Ukuran Molekul Koloid yang Lazim Digunakan dalam Resusitasi Sindrom Syok Dengue
- Faktor Genetik Sebagai Risiko Kejang Demam Berulang
- Sindrom Klinefelter