Pemberian Bubur Formula Protein Hidrolisat dan Bubur Soya dalam Pencegahan Alergi Susu Sapi
Abstrak: Alergi susu sapi
(ASS) sering merupakan penyakit alergi pertama pada seorang bayi. Upaya
pencegahan terhadap alergi protein susu sapi berupa pencegahan primer, sekunder
atau tersier.
Tujuan. Untuk membandingkan bubur yang mengandung protein susu sapi
hidrolisis parsial dengan bubur yang mengandung isolat protein soya sebagai
makanan pendampingpada bayi berisiko alergi tinggi terjadinya ASS.
Metoda. Penelitian uji klinik acak buta ganda ini dilakukan pada bayi
usia 4-6 bulan yang mempunyai bakat atopik dengan pemberian dua jenis bubur
yaitu bubur hipoalergenik dan bubur soya.
Hasil. Didapatkan 84 bayi yang dapat dievaluasi sampai akhir penelitian,
terdiri dari 47 (56%) bayi laki-laki dan 37 (44%) bayi perempuan. Subyek dibagi
menjadi kelompok bubur hipoalergenik (HA) 47 bayi (56%) dan kelompok bubur
bubur soya 37 bayi (44%). Sebagian besar evaluasi skor gejala alergi
menunjukkan hasil skor yang tidak timbul atau skor yang menurun, yaitu
masing-masing 39 bayi (46,4%) dan 36 bayi (42,9%). Pengukuran kadar IgE
spesifik protein susu sapi pada awal dan akhir penelitian sebagian besar
menunjukkan hasil negatif, yaitu masing-masing 62 bayi (86,1%) dan 43bayi
(70,5%). Tidak ada hubungan yang bermakna antara evaluasi skor gejala alergi antara
kedua kelompok bubur, ataupun antara kadar IgE spesifik protein susu sapi padaakhir
penelitian pada kedua kelompok bubur yang hanya menggunakan susu hipoalergenik
atau ASI.
Kesimpulan. Bubur protein soya yang dikombinasi dengan susu hipoalergenik
atau ASI mempunyai manfaat yang sama dengan bubur hipoalergenik dalam mencegah timbulnya
ASS. Kedua kelompok bubur juga dapat menghasilkan kenaikan berat badan dan
panjang badan yang sama.
Kata Kunci: alergi susu sapi;
bubur hipoalergenik; pencegahan alergi
Penulis: Zakiudin Munasir,
Sjawitri P Siregar, Sri S Nasar, Nia Kurniati
Kode Jurnal: jpkedokterandd070072

Artikel Terkait :
Jp Kedokteran dd 2007
- Kasus Kekerasan pada Anak Sekolah (School Bullying)
- Perjalanan Penyakit Purpura Trombositopenik Imun
- Pemantauan pH Esofagus pada Bayi Tidak Mempengaruhi Aktivitas dan Pola Makan, Namun Mengkhawatirkan Persepsi Orangtua
- Faktor Risiko Kejadian Asma pada Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Wenang Kota Manado
- Hepatitis Akibat Penyakit Sistemik
- Hubungan Antara Resistensi Insulin dan Tekanan Darah pada Anak Obese
- Pengaruh Pemberian Air Susu Ibu Terhadap Kadar Glukosa Darah pada Bayi Cukup Bulan
- Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu pada Bayi yang Berkunjung ke Unit Pediatri Rawat Jalan
- Perbandingan Efektivitas Pengobatan Lorazepam Bukal Dengan Diazepam Rektal dalam Tata Laksana awal Kejang pada Anak
- Insidens dan Faktor Risiko Hipotermia Akibat Memandikan pada Bayi Baru Lahir Cukup Bulan
- Pola Mikroorsganisme dan Sensitivitas dari Spesimen Klinik di UPIN dan “Intermediate ward”s
- Terapi Vincristine dan Triamcinolone dalam pengobatan Hemangioma Infantil
- Modifikasi Sistem Cairan Intravena Menurunkan Infeksi Nosokomial di NICU-Harapan Kita
- Pemberian Insulin pada Diabetes Melitus Tipe-1
- Pola Menonton Televisi dan Pengaruhnya Terhadap Anak
- Nutrisi Parenteral Total pada Bayi Prematur
- Iktiosis Lamelar pada Anak dengan Riwayat Bayi Kolodion
- Mikofenolat Mofetil sebagai Terapi Sindrom Nefrotik Relaps Sering dan Resisten Steroid pada Anak
- Perbandingan Pemberian Vitamin K Dosis Tunggal Intramuskular pada Bayi Prematur dan Aterm Terhadap Masa Protrombin
- Pola Penyakit dan Karakteristik Pasien Hemato-Onkologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RS Sanglah Denpasar Periode 2000-2005
- Penilaian PEDS pada Anak Usia 6-72 bulan
- Pandangan Baru Pengobatan Glomerulonefritis
- Dampak Kardiotoksik Obat Kemoterapi Golongan Antrasiklin
- Hubungan Pemberian Enteral Makanan Dini dan Pertambahan Berat Badan pada Bayi Prematur