Perbandingan Efektifitas dan Keamanan Parasetamol Intravena dan Ibuprofen Oral pada Penutupan Duktus Arteriosus Persisten pada Bayi Kurang Bulan
Abstrak: Duktus arteriosus
persisten (DAP) pada bayi kurang bulan (BKB) dapat menimbulkan gangguan
hemodinamika sehingga perlu segera ditutup. Salah satu cara penutupan adalah
dengan obat penghambat siklooksigenase (COX), khususnya ibuprofen. Mengingat
efek samping yang ditimbulkan ibuprofen, parasetamol yang bekerja menghambat
peroksidase mulai diperkenalkan sebagai alternatif dengan efektifitas setara
dan efek samping yang minimal.
Tujuan. Membandingkan efektifitas dan keamanan antara parasetamol
intravena dan ibuprofen oral untuk penutupan DAP pada BKB.
Metode. Uji klinis terbuka, acak terkontrol pada bayi dengan usia gestasi
≤37 minggu yang dikonfirmasi DAP dengan menggunakan ekokardiografi. Dilakukan
randomisasi blok untuk menerima parasetamol intravena atau ibuprofen oral.
Hasil utama yang dinilai adalah respon terapi penutupan duktus arteriosus (DA),
efek samping yang timbul, dan kejadian reopening.
Hasil. Penutupan DAP terjadi pada 33 dari 36 (91,6%) BKB yang mendapat
parasetamol intravena dan 29 dari 40 (72,5%) yang mendapat ibuprofen oral
(p=0,03). Pada kelompok ibuprofen, efek samping yang timbul berupa
trombositopenia (28,5%) dan perdarahan saluran cerna (25,7%), sedangkan pada
kelompok parasetamol intravena tidak dijumpai efek samping. Reopening terjadi
hanya pada satu bayi di kelompok ibuprofen oral.
Kesimpulan. Parasetamol intravena lebih efektif dan lebih aman
dibandingkan ibuprofen oral untuk penutupan DAP pada BKB.
Kata Kunci: duktus arteriosus
persisten; bayi kurang bulan; parasetamol intravena; ibuprofen oral
Penulis: Oktaviliana Sari, Ria
Nova, Herman Bermawi, Erial Bahar
Kode Jurnal: jpkedokterandd150837