Perbedaan Laju Filtrasi Glomerulus Berdasarkan Kadar Kreatinin dan Cystatin C Serum pada Sindrom Nefrotik Anak
Abstrak: Komplikasi sindrom
nefrotik (SN) yang sering telambat terdeteksi adalah gangguan ginjal akut
(GnGA). Cystatin C serum dipertimbangkan menjadi pemeriksaan potensial
pengganti kreatinin sebagai penanda fungsi ginjal. Kadar cystatin C lebih mendekati
nilai laju filtrasi glomerulus (LFG) dibandingkan dengan kreatinin serum.
Tujuan. Menentukan perbedaan LFG berdasarkan kadar kreatinin dan cystatin
C serum pada SN anak.
Metode. Penelitian potong lintang dilakukan dari Februari–Maret 2014 di
unit rawat jalan dan rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, RSUD Kota
Bandung, dan RSUD Cibabat Kota Cimahi. Subjek SN usia 1–14 tahun. Pemeriksaan
kadar kreatinin dengan metode Jaffe dan cystatin C serum dengan
particleenhanced turbidimetric immunoassay (PETIA). Uji statistik menggunakan
McNemar dan uji t berpasangan dan kemaknaan berdasarkan nilai p<0,05.
Hasil. Terdapat 21 kasus SN yang terdiri atas 18 laki-laki dan 3
perempuan dengan rerata usia 6 tahun 3 bulan. Nilai LFG berdasarkan kreatinin
137,86±27,07 ml/min/1,73 m2 dan LFG berdasarkan cystatin C73,59±12,49
ml/min/1,73 m2. Terdapat perbedaan signifikan antara LFG berdasarkan kadar
kreatinin dan cystatin C serum (p<0,01).
Kesimpulan. Proporsi LFG cystatin C berdasarkan formula Filler lebih
rendah dibandingkan kreatinin berdasarkan formula Schwartz
Kata Kunci: sindrom nefrotik;
kreatinin; cystatin C; laju filtrasi glomerulus
Penulis: Ackni Hartati, Nanan
Sekarwana, Dzulfikar DLH
Kode Jurnal: jpkedokterandd150811