TUBERKULOSIS HIDUNG PRIMER
ABSTRACT: Tuberkulosis (TBC)
hidung primer sangat jarang terjadi. Dalam dua dekade terakhir, TBC paru maupun
ekstraparu muncul kembali sebagai masalah besar dalam bidang kesehatan di
dunia.Penegakkan diagnosis TBC hidung juga tidak mudah baik secara klinis
maupun dalam pemeriksaanlaboratorium. Gejala dan tanda klinisnya bervariasi dan
tidak spesifik, menyerupai lesi granuloma akibatinfeksi lainnya, non-infeksi,
atau keganasan. Tujuan: Kasus ini diajukan untuk mengingatkan kembalipara dokter umum dan
spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala dan Leher mengenai kasusTBC
hidung primer yang jarang dijumpai sehingga tidak terjadi keterlambatan
penegakan diagnosisdan penanganan kasus tersebut jika ditemukan lesi granuloma
di hidung. Kasus: Dilaporkan satu kasusTBC hidung primer pada pasien perempuan
usia 28 tahun. Penatalaksanaan: Pada pasien ini, dilakukanprosedur untuk
mendiagnosis TBC hidung primer, kemudian diberikan terapi obat anti
tuberkulosis kombinasi dosis tetap (KDT)kategori Isesuai panduan
nasionaldanWHO,serta larutan pencuci hidung. Kesimpulan:TBC hidung primer harus
dipertimbangkan sebagai salah satu diagnosis banding untuk setiap pasien dengan
lesi granuloma di daerah kepala dan leher.Diagnosisdinidan penanganan
yangtepatdapat menghasilkan kesembuhan total dari penyakit yang jarang ini.
Kata kunci: tuberkulosis
hidung, lesi granuloma, obat antituberkulosis
Penulis: Fitri Heryanti, Teti
Madiadipoera, Lina Lasminingrum, Sinta Sari Ratunanda
Kode Jurnal: jpkedokterandd150767