ANALISIS DETERMINAN LINGKUNGAN FISIK DAN PERILAKU PREVENTIF TERHADAP KASUS FILARIASIS DI KECAMATAN TALANG KELAPA DAN KECAMATAN SEMBAWA KABUPATEN BANYUASIN


ABSTRAK: Filariasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh cacing filaria melalui perantara nyamuk yang bersifat menahun jika tidak diobati akan menimbulkan cacat permanen pada kaki, lengan, payudara dan alat kelamin. Secara tidak langsung keberadaan lingkungan rumah yang tidak memenuhi syarat dan perilaku yang memicu adanya kontak dengan nyamuk dapat menjadi faktor penyebab terjadinya filariasis. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan menyebutkan bahwa Kabupaten Banyuasin merupakan daerah dengan kasus filariasis tertinggi di Sumatera Selatan dengan mikrofilaria rate sebesar 1,5%. Terdapat sebanyak 142 kasus kronis yang ada di Kabupaten ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis factor lingkungan fisik dan perilaku preventif terhadap kasus filariasis di Kecamatan Talang Kelapa dan Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian case control study. Jumlah sampel sebanyak 87 terdiri dari 29 kasus dan 58 kontrol dengan metode total sampling (dengan nilai ⍺=0,05 dan β=20%). Analisa data dilakukan secara bivariat dan multivariat dengan menggunakan uji chi-square. Kemudian data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi untuk menginterpretasikan data tersebut.
Hasil Penelitian: Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara celah pada dinding, penutup pada flavon, tempat perkembangbiakan vektor, perilaku menghindari gigitan nyamuk dan perilaku keluar rumah pada malam hari dengan kejadian filariasis. Tidak ada hubungan untuk pemasangan kasa pada ventilasi dan perilaku minum obat dengan kejadian filariasis. Hasil analisis multivariat didapatkan bahwa faktor yang dominan berhubungan dengan kasus filariasis adalah keberadaan celah pada dinding dan adanya genangan air sebagai tepat perindukan potensial nyamuk.
Kesimpulan: Faktor determinan lingkungan fisik dan perilaku preventif yang berhubungan dengan kejadian filariasis di Kecamatan Talang Kelapa dan Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin adalah keberadaan celah pada dinding dan adanya genangan air sebagai tempat perindukan potensial nyamuk.
Kata Kunci: lingkungan fisik, perilaku preventif, kasus filariasis
Penulis: Rahayu Hasti Komaria, H.A Fickry Faisya, Elvi Sunarsih
Kode Jurnal: jpkesmasdd160310

Artikel Terkait :