ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUMPATAN KABUPATEN MUSI BANYUASIN
ABSTRAK: Program ASI eksklusif
merupakan program promosi pemberian ASI saja kepada bayi tanpa memberikan
makanan atau minuman lain. Puskesmas Lumpatan telah melakukan sosialisasi dan
advokasi kepada masyarakat melalui kegiatan posyandu. Walaupun sosialisasi dan
advokasi telah dilakukan beberapa kali, namun pelaksanaan sosialisasi dan
advokasi tersebut belum berjalan secara efektif. Hal ini terbukti dari menurunnya
cakupan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Lumpatan, untuk tahun 2010 sebesar
77%, tahun 2011 sebesar 62%, tahun 2012 sebesar 61% dan tahun 2013 sebesar 61%
sehingga belum mencapai target pemberian ASI eksklusif yang ditetapkan oleh
Dinas Kesehatan dan MDGs yaitu 80%. Tujuan studi ini adalah menganalisis
pelaksanaan program asi eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Lumpatan
Metode: Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Penentuan informan digunakan purposive sampling. Informan berjumlah 17 orang,
terdiri atas 5 orang pihak puskesmas, 7 orang bidan desa dan 5 orang ibu-ibu
yang mempunyai bayi berusia 0-11 bulan. Penelitian dilakukan dengan metode wawancara
mendalam dan observasi. Uji validitas dengan cara triangulasi sumber, metode
dan data.
Hasil Penelitian: Tenaga kesehatan di Puskesmas Lumpatan dilihat dari
kualitasnya belum sesuai dengan peraturan Kepmenkes RI tahun 2013 yang
menyatakan bahwa setiap tempat pelayanan kesehatan perlu memiliki konselor
menyusui terlatih sedangkan di Puskesmas Lumpatan belum memiliki tim konselor
ASI, dilihat dari kuantitasnya sudah sesuai dengan UU No 40 tahun 2004. Dana
program ASI eksklusif bersumber dari
dana BOK dan ASTA (Asuransi Muba Semesta). Program ASI eksklusif bukan program
prioritas di Puskesmas Lumpatan sehingga masih terdapat kekurangan sarana dan
prasarana seperti pojok laktasi dan media penyuluhan di Desa Bailangu Timur dan
Bailangu Barat.
Kesimpulan: Pelaksanaan program dilakukan dengan penyuluhan saat
pemeriksaan di puskesmas dan kegiatan posyandu. Faktor penyebab menurunnya
cakupan ASI eksklusif dalam penelitian ini adalah metode sosialisasi dari bidan
desa, pengetahuan ibu rendah dan pemberian makanan prelaktal madu serta susu formula
kepada bayi baru lahi dan pemberian MP-ASI yang terlalu dini.
Kata Kunci: Program ASI
eksklusif, konselor ASI, metode sosialisasi
Penulis: Rini Andriani,
Asmaripa Ainy, Suci Destriatania
Kode Jurnal: jpkesmasdd160312