Audit Mutu Layanan Rujukan Primer Guna Mengurangi Jumlah Rujukan ke Layanan Sekunder. Studi Kasus pada Provinsi DKI Jakarta
ABSTRAK: Kendali biaya
merupakan suatu hal yang sensitif di era Jaminan Kesehatan Nasional saat ini,
banyak yang beranggapan bahwa kendali biaya berarti menurunkan mutu pelayanan
atau jasa medis untuk staf fungsional. Padahal salah satu bentuk dari kendali
biaya adalah optimalisasi peran dokter primer dengan menurunkan angka rujukan
yang tidak perlu dari puskesmas.
Metode: Audit dilakukan secara restrospektif, kami mengambil sampel
sebanyak 1025 rekam medis pasien yang di rujuk dari 15 puskesmas di Provinsi
DKI Jakarta selama periode Januari hingga Juni 2014. Audit rekam medis
dilakukan untuk melihat aspek kelengkapan, ketepatan, serta mutu rujukan
terutama pada empat kasus khusus yakni Diabetes Melitus, Pre Eklamsia,
Hipertensi dan Demam Dengue. Pemilihan kasus tersebut didasarkan pada tingginya
angka rujukan disertai dengan rendahnya kualitas rujukan pada empat kasus
tersebut (60,2%). Hasil audit kemudian dijadikan acuan guna penyusunan sistem
rujukan efektif yang terdiri dari manual rujukan, perbaikan form rujukan serta
pedoman rujukan primer pada empat kasus.
Hasil: Pasien yang dirujuk berusia antara 0 hingga 87 tahun (mean ± SD,
46.78 ± 19.15) dengan rentang usia terbesar adalah 60 hingga 70 tahun sebanyak
25,9%, laki-laki 43,2% dan perempuan 56,8%, dengan jaminan kesehatan terbanyak
merupakan pengguna kartu BPJS PBI sebanyak 54,5%. Hasil audit menunjukkan bahwa
hanya terdapat 69.5% (SD ± 13.26) kasus rujukan yang berkualitas dari 15
puskesmas di Provinsi DKI Jakarta. Pasca adanya implementasi, hasil re-audit
menunjukkan peningkatan signifikan kualitas rujukan menjadi 83.4% (SD ± 13.67,
P<0.05), baik dari segi kelengkapan, ketepatannya maupun mutunya.
Kesimpulan: Inovasi untuk meningkatkan kualitas sistem rujukan memerlukan
dukungan dari berbagai stakeholder. Penggantian form rujukan memerlukan
persetujuan dari BPJS karena fungsinya tidak hanya sebagai kelengkapan
administrasi tetapi juga sebagai jembatan komunikasi antara dokter umum dengan
spesialis di rumah sakit. Saat ini beberapa komponen dalam form masih kurang
lengkap. Perbaikan pedoman rujukan bagi 155 kasus yang dapat ditangani di
puskesmas perlu disusun oleh Ikatan Dokter Indonesia. Dengan berbagai perbaikan
tersebut, kendali biaya di era jaminan kesehatan saat ini dapat tercapai dengan
mengoptimalkan fungsi dokter di layanan primer.
Kata Kunci: Rujukan dan
Konsultasi, Gate keeper, Jaminan Kualitas
Penulis: Muhammad Hardhantyo
Kode Jurnal: jpkesmasdd160604