GAMBARAN PENGGUNA NARKOBA INHALASI (NGELEM) PADA ANAK JALANAN DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2015
Abstrak: Perilaku menyimpang
yang populer dikalangan anak jalanan adalah ngelem yang secara harfiah memang
berarti menghirup lem. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran
epidemiologi pengguna narkoba inhalasi (ngelem) pada anak jalanan di Kota
Makassar. Penelitian ini tergolong kuantitatif dengan pendekatan Deskriptif
Observasional dengan sampel sebanyak 43 responden yang dipilih secara
Accidental sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan
menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan anak jalanan yang menggunakan
narkoba inhalasi (ngelem) sebagian besar pada umur 15-18 tahun sebanyak 29
(67,4%) responden, dengan jenis kelamin tertinggi adalah laki-laki sebanyak 41
(95,3%) responden. serta pendidikan tertinggi yakni, SD sebanyak 21 (48,8%)
responden. Status ekonomi orang tua responden cenderung rendah dimana
pendidikan pada ayah yang tertinngi yakni SD sebanyak 15 (34,9%) responden
begitu pula pada Ibu yakni SD sebanyak 19 (44,2%) responden. Sebagian besar
Pekerjaan Ayah yaitu di bidang jasa sebanyak 18 (41,9%) responden sedangkan
pada Ibu yaitu IRT sebanyak 34 79,1% responden serta seagian besar pendapatan
orang tua kurang dari Rp 2.075.000 sebanyak 33 (76,7%) responden.Jenis lem yang
tertinggi yang digunakan adalah lem fox sebanyak 39 (90,7%) responden sebagian
besar mendapatkan lem dengan membeli sendiri sebanyak 17 (39,5%) responden dan
sebagian besar menghirup lem karena diajak teman sebanyak 22 (51,2%) responden.
Teknik menghirup lem yang tertinggi dengan menggunakan kantong plastik sebanya
33 (76,7%) responden dan sebagian besar menghirup lem dilakukan di emperan toko
sebanyak 17 (39,5%) responden diatas pukul 22 Wita sebanyak 14 (32,6%)
responden. Lama menggunakan lem sebagian besar 1-4 bulan sebanyak 19 (44,2%)
responden. Dengan Menghabiskan lem sebagian besar 1-3 kaleng/hari sebanyak 22
(51,2%) responden dengan menghirup lem sebagian besar 4-6 kali/hari sebanyak 27
(62,8%) responden. Implikasi penelitian ini adalah dihimbau kepada Dinas sosial
dan LSM yang terkait lainnya agar menggiatkan Komunikasi Informasi dan Edukasi
(KIE) tentang bahaya penggunaan narkoba khususnya pada inhalasi (ngelem).
Kata Kunci: Anak Jalanan,
Narkoba inhalasi (Ngelem)
Penulis: Azriful, Irviani
Anwar Ibrahim, Yuliana Sulaiman
Kode Jurnal: jpkesmasdd160435