HUBUNGAN TEMPAT PERSALINAN DAN JENIS PENOLONG PERSALINAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS MARTAPURA


Abstrak: Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (2013) persentase IMD Kabupaten Banjar sebesar 63,8%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan tempat persalinan dan jenis penolong persalinan dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Puskesmas Martapura. Metode penelitian kuantitatif dengan rancangan observasional melalui pendekatan case control. Populasi penelitian adalah 1661 ibu yang melahirkan di wilayah kerja Puskesmas Martapura tahun 2014, perhitungan sampel menggunakan rumus uji hipotesis dua proporsi dengan jumlah sampel minimal sebesar 17 orang ibu yang melaksanakan IMD dan 17 orang ibu yang tidak melaksanakan IMD dan pengambilan sampel menggunakan systematic random sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu melakukan persalinan di non fasilitas kesehatan berjumlah 18 orang responden (52,9%) dan melakukan persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan berjumlah 25 orang responden (73,5). Hasil uji statistik menggunakan uji chi square dengan derajat kemaknaan 5% didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara tempat persalinan dengan pelaksanaan IMD (p = 0,002 ; OR = 15,671). Hasil uji statistik menggunakan uji fisher exact didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara jenis penolong persalinan dengan pelaksanaan IMD (p = 0,001). Kesimpulannya ada hubungan antara tempat persalinan dan jenis penolong persalinan dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Puskesmas Martapura.
Kata-kata kunci: tempat persalinan, jenis penolong persalinan, inisiasi menyusu dini
Penulis: Asyifa Norhana, Syamsul Arifin, Fahrini Yulidasari
Kode Jurnal: jpkesmasdd160473

Artikel Terkait :