HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM TINGKAT RUMAH TANGGA DI SULAWESI SELATAN
Abstract: Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY) mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik dan mental
sehingga menurunkan kualitas sumber daya manusia. Upaya pencegahan GAKY
dilakukan melalui penggunaan garam beryodium. Tingkat penggunaan garam
beryodium di Sulawesi Selatan belum memenuhi target garam beryodium untuk semua
rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat
pendidikan dengan penggunaan garam beryodium tingkat rumah tangga di Sulawesi
Selatan. Data dikumpulkan melalui kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG)
Sulawesi Selatan tahun 2014 yang dirancang secara cross sectional survey,
menggunakan sampel keluarga yang memiliki balita usia 0-59 bulan yang dipilih
secara klaster. Data tingkat pendidikan dikumpulkan melalui wawancara,
sedangkan data penggunaan garam beryodium dikumpulkan dengan metode beryodium
tes. Hasil penelitian menunjukkan jumlah rumah tangga yang menggunakan garam
beryodium sebanyak 77,4%. Jenis garam yang terbanyak digunakan adalah garam
curah (55%) dengan pertimbangan utama dalam pemilihan jenis garam yang
terbanyak karena harganya yang murah (47,5%). Masih banyak orang tua yang
memiliki tingkat pendidikan hanya sampai tamat SD, baik untuk ayah (36,4%)
maupun ibu (34.4%). Ada hubungan yang bermakna antara penggunaan garam
beryodium di rumah tangga dengan tingkat pendidikan ayah (p=0,000) dan tingkat
pendidikan ibu (p=0,000). Rumah tangga yang memiliki tingkat pendidikan yang
tinggi cenderung menggunakan garam beryodium. Perlu ditingkatkan promosi
penggunaan garam beryodium dan memberikan subsidi atau penyediaan garam
beryodium secara gratis terutama bagi keluarga prasejahtera dan rumah tangga di
daerah endemis gondok.
Keywords: Tingkat pendidikan,
garam beryodium
Penulis: Nadimin
Kode Jurnal: jpkesmasdd150614