Validitas Estimasi Tinggi Badan berdasarkan Tinggi Lutut pada Lansia di Kota Malang
Abstrak: Pengukuran
antropometri lansia pada dasarnya sama dengan usia lainnya, tetapi terkadang
memerlukan cara yang berbeda untuk memberikan hasil yang lebih tepat karena
perubahan fisiologi. WHO menekankan pentingnya persamaan yang tepat pada setiap
negara dalam memprediksi tinggi badan lansia. Di Indonesia, beberapa studi
mengenai persamaan tinggi lutut telah dilakukan, namun belum banyak dilakukan
penerapannya untuk keakuratan pada suatu daerah. Analisis dari persamaan
Chumlea I, Oktavianus, dan Fatmah kemungkinan akan menimbulkan hasil yang berbeda
jika diterapkan di Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
validitas prediksi tinggi badan berdasarkan tinggi lutut menggunakan persamaan
Chumlea I, Oktavianus, dan Fatmah serta merumuskan suatu model persamaan
prediksi tinggi badan berdasarkan tinggi lutut pada lansia di Kota Malang.
Penelitian cross sectional ini menggunakan 123 responden (69 laki-laki dan 54
perempuan) dengan usia 60-80 tahun yang dipilih dengan teknik purposive
sampling. Kemudian peneliti melakukan perhitungan tinggi badan estimasi
berdasarkan tinggi lutut menggunakan persamaan Chumlea I, Oktavianus, dan
Fatmah. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan antara rata-rata tinggi badan
aktual dengan persamaan Chumlea I (p<0,05), Oktavianus (p<0,05), dan
Fatmah (p<0,05), dengan korelasi yang sangat kuat (r>0,8). Ada perbedaan
pada empat kelompok data, yaitu tinggi badan aktual, persamaan Chumlea I,
Oktavianus, dan Fatmah pada laki-laki dan perempuan. Kesimpulan dari penelitian
ini adalah ketiga persamaan tersebut cenderung bersifat overestimate. Dan
persamaan baru yang dihasilkan dari penelitian ini tidak ada perbedaan
rata-rata tinggi badan aktual dengan rata-rata estimasi tinggi badan
menggunakan persamaan baru.
Kata kunci: lansia, Persamaan
Chumlea I, Oktavianus, Fatmah
Penulis: Wulan Sari Nur Azkiyah,
Dian Handayani, Holipah
Kode Jurnal: jpkesmasdd160283