ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN OBAT PADA TAHAP DISTRIBUSI DAN PENGGUNAAN DI PUSKESMAS
ABSTRAK: Pengelolaan obat di
puskesmas dilaksanakan oleh instalasi farmasi. Masalah pengelolaan obat di
Puskesmas Sibela, Puskesmas Pajang, dan Puskesmas Nusukan di antaranya terdapat
beberapa obat yang kadaluwarsa dan stok mati. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengevaluasi efisiensi pengelolaan obat pada tahap distribusi dan tahap
penggunaan di Puskesmas Sibela, Puskesmas Pajang, dan Puskesmas Nusukan.
Penelitian menggunakan data retrospective dan concurent. Data yang
dikumpulkan berupa data kualitatif dan kuantitatif dari dokumen serta wawancara
dengan petugas terkait. Tahap pengelolaan obat diukur tingkat efisiensinya
yaitu pada tahap distribusi dan tahap penggunaan dengan menggunakan indikator,
kemudian dibandingkan dengan standar yang ada.
Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan obat pada tahap distribusi dan
penggunaan di Puskesmas Sibela, Puskesmas Pajang, dan Puskesmas Nusukan secara
umum belum efisien. Hasil pada tahap distribusi yaitu Puskesmas Sibela tingkat
ketersediaan obat selama 53 hari, sedangkan yang belum efisien nilai obat yang
kadaluwarsa 0,30% dan masih ditemukannya stok mati sebesar 4,60%. Puskesmas
Pajang tingkat ketersediaan obat selama 68 hari, sedangkan yang belum efisien
nilai obat yang kadaluwarsa 0,61% dan masih ditemukannya stok mati sebesar
20,40%. Puskesmas Nusukan tingkat ketersediaan obat selama 40 hari, tidak
ditemukannyaobat yang kadaluwarsa atau rusak, sedangkan yang belum efisien
masih ditemukannya stok mati sebesar 14,31%. Pada tahap penggunaan Puskesmas
Sibela didapat pada jumlah item obat perlembar resep 3,17 item obat, penulisan
obat generik sebesar 91,85%, seluruh obat terlayani, penggunaan antibiotik
untuk ISPA non pneumonia 1,87% dan penggunaan antibiotik untuk diare non
spesifik yaitu 3,51%. Puskesmas Pajang didapat yaitu pada jumlah item obat
perlembar resep 2,91 item obat, penulisan obat generik sebesar 93%, seluruh
obat terlayani di Puskesmas Sibela, penggunaan antibiotik untuk ISPA non
pneumonia dan diare non spesifik yaitu 0%. Puskesmas Nusukan didapat jumlah
item obat perlembar resep dan item obat pada penulisan obat generik sebesar
88,10%, seluruh obat terlayani di Puskesmas Sibela, penggunaan antibiotik untuk
ISPA non pneumonia 1,20% dan penggunaan antibiotik untuk diare non spesifik
yaitu 0,29%, sedangkan yang belum efisien pada jumlah item obat perlembar resep
4 item obat.
Kata Kunci: pengelolaan obat,
indikator, efisiensi, tahap distribusi,tahap penggunaan
Penulis: Abd Razak, Gunawan
Pamudji, Mugi Harsono
Kode Jurnal: jpfarmasidd120369