ANALISIS SISTEM MANAJEMEN DALAM KEGIATAN PENJARINGAN KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI PUSKESMAS KABUPATEN DEMAK
Abstract: Salah satu faktor
penting keberhasilan sistem penjaringan kesehatan anak SD adalah peran
manajemen Puskesmas dalam pengelolaan program tersebut. Peran manajerial
Puskesmas terkait program tersebut adalah dalam perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan. Berdasarkan
data dari DKK Kabupaten Demak, cakupan penjaringan kesehatan anak SD tahun 2011
adalah 100%. Penelusuran lebih lanjut ternyata hasil cakupan yang dihitung
adalah hanya berdasarkan jumlah SD yang dilakukan program penjaringan yaitu 683
SD. Berdasarkan petunjuk teknis dari program penjaringan kesehatan anak
sekolah, seharusnya perhitungan cakupan berdasarkan jumlah murid SD yang
diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih disuatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah murid SD dan
setingkat pada suatu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama dikalikan 100%.
Langkah persiapan Tim Penjaringan, Puskesmas dan DKK Kabupaten Demak belum
menyusun perencanaan yang baik dan terstruktur. Pelaksanaannya juga belum baik,
pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan belum dilaksanakan,
pencatatan-pelaporan akhir kegiatan juga belum berjalan. Akibat aspek input
yang belum dikelola baik maka akan berpengaruh terhadap berjalannya fungsi
manajemen di Puskesmas, yang akhirnya menentukan ouput dan outcome dalam sistem
penjaringan kesehatan tersebut.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif melalui observasi dan
wawancara mendalam. Informan utama penelitian ini adalah 8 orang terdiri 4
penanggung jawab UKS dan 4 orang pelaksana UKS dan informan triangulasi terdiri
dari 4 orang Kepala Puskesmas, 4 orang Guru UKS, 4 orang Kepala UPTD Pendidikan
Kecamatan, 1 orang Kasi UKS DKK yang diambil secara purposive. Pengolahan dan
analisis data penelitian menggunakan metode content analysis.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam sistem manajemen penjaringan
kesehatan anak SD di Puskesmas Kabupaten Demak pada 1) aspek input, a) petugas
yang terlibat langsung masih kurang, baik perawat, perawat gigi, petugas gizi,
petugas laboratorium, petugas promosi kesehatan, dan guru/wali kelas; belum
pernah ada yang mengikuti pelatihan. Kendalanya jadwal penjaringan bersamaan
dengan program yang lain atau undangan rapat ke DKK sehingga tim tidak lengkap
dalam melaksanakan kegiatan; b) dana khusus untuk penjaringan dari dana BOK
untuk transportasi tim; c) sarana prasarana berupa set THT, set gigi,
timbangan, tensimeter, stetoskop, alat periksa mata, senter yang dimanfaatkan
baik sehingga penjaringan tetap berjalan; sarana dikelola oleh bendahara barang
namun tidak dilakukan pemeliharaan berkala dan kalibrasi; d) tim berpedoman
pada buku petunjuk teknis penjaringan kesehatan anak SD yang telah
disosialisasikan ke Tim dan dipahami. 2) Aspek proses : a) perencanaan
dilakukan melalui lokakarya mini dengan pembentukan tim, menyusun anggaran,
penyusunan jadwal dan pengumpulan alat-alat dilakukan oleh penanggung jawab
program penjaringan. b) pengarahan dan sosialisasi penjaringan kepada Tim
dilakukan oleh Kepala Puskesmas saat lokakarya mini, Koordinasi antara Kepala
Puskesmas dengan Tim dilakukan ketika ada surat edaran penjaringan. Penanggung
jawab UKS mempersiapkan rencana kegiatan di wilayah Puskesmas masing-masing.
Motivasi oleh Kepala Puskesmas kepada tim dengan pemberian uang transport
kegiatan, sedangkan motivasi semangat kerja tidak pernah diberikan. Tim
melakukan pemeriksaan keadaan umum, fisik, gigi dan mulut, penilaian status
gizi, pemberian obat cacing untuk semua anak dan pemeriksaan mental emosional,
namun tidak melakukan pemeriksaan anemia dan kecacingan, mental emotional,
kesegaran jasmani, pemberian garam beryodium. Apabila tim tidak
lengkap/berhalangan maka tugasnya dikerjakan oleh anggota tim yang hadir.
Kepala Puskesmas sebagai supervisor jarang melakukan pemantauan langsung
kegiatan. c) Mekanisme pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan dilakukan dengan
merekap kegiatan tersebut sesuai dengan format dalam petunjuk teknis dan
dilaporkan ke DKK oleh penanggung jawab program Puskesmas. Tidak semua Kepala
Puskesmas supervisi dan monitoring pelaksanaannya. 3) Aspek output, penyakit
yang ditemukan pada penjaringan adalah ISPA, penyakit kulit, gigi caries,
penyakit gondok. Kendalanya pada pengisian format pencatatan dan pelaporan
hasil penjaringan perlu waktu lama, tim
tidak hadir semua saat kegiatan dan masih ada siswa yang tidak masuk sekolah.
Kata kunci : Input, proses, penjaringan kesehatan
Penulis: Cicilia Ninik S, Atik
Mawarni, Ayun Sriatmi
Kode Jurnal: jpkebidanandd160480