HUBUNGAN DENGAN SUAMI DALAM PERAWATAN MASA NIFAS DENGAN KEJADIAN BABY BLUES
Abstract: Depresi pasca
persalinan, merupakan kondisi yang sama sekali di luar dugaan perempuan yang
mengalaminya, dampaknya mengakibatkan tidak optimalnya perkembangan bayinya
baik fisik maupun psikologis. Berdasarkan survey awal dengan wawancara kepada
10 responden ibu nifas di Puskesmas Gabus II Kabupaten Pati bahwa 4 ibu (40%)
tidak mengalami baby blues, mengatakan dukungan suami baik, dan 6 ibu 60%)
menunjukkan terjadi baby blues, mengatakan 2 ibu (20%) mendapat dukungan suami
sedang dan 4 ibu (40%) dukungan suami kurang. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis hubungan dukungan suami dalam perawatan masa nifas dengan
kejadian baby blues. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi 32
ibu nifas minimal hari ke 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
mengalami baby blues sebanyak 18 orang (56,25%) dan hanya 14 orang (43,75%)
yang tidak mengalami baby blues. Ibu nifas yang mengalami baby blues mendapat
dukungan suami dengan kategori kurang mendukung sebanyak 17 orang (53,1%)
sedangkan kategori mendukung sebanyak 15 orang (46,9%). Berdasarkan hasil uji
korelasi chi square menunjukkan bahwa kejadian baby blues berhubungan dengan
dukungan suami dalam perawatan masa nifas (X2 hitung > X2 tabel (4.400 >
3.841) dan ρ value 0,036 < 0,05). Bagi tenaga kesehatan (bidan) agar
melibatkan keluarga, terutama suami dalam perawatan masa nifas dan bayi,
memberikan informasi tentang tanda dan karakteristik baby blues, memberikan pendidikan
kesehatan tentang perawatan ibu setelah melahirkan kepada suami dan cara
merawat bayi untuk mengurangi kecemasan ibu yang bisa menyebabkan terjadinya
baby blues.
Kata Kunci: Dukungan Suami, Perawatan Masa Nifas, Baby Blues
Penulis: Uswatun Kasanah
Kode Jurnal: jpkebidanandd170413