KAJIAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DIARE AKUT DI BANGSAL RAWAT INAP ANAK
Abstract: Pemberian terapi
antibiotik untuk pasien diare akut anak yang kurang tepat merupakan salah satu
tantangan dalam bidang kesehatan di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Fenomena tersebut berpotensi meningkatkan biaya kesehatan yang seharusnya dapat
dihindari di era implementasi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Tujuan penelitian ini adalah
untuk memberikan deskripsi profil penggunaan dan biaya antibiotik pada pasien
diare akut anak yang menjalani rawat inap. Penelitian observasional ini dilakukan
secara prospektif selama April-Juli 2015. Rekam medis pasien serta data tagihan
biaya perawatan (billing) pasien digunakan sebagai bahan penelitian. Konfirmasi
dengan tenaga kesehatan lain, jika diperlukan, dilakukan pada saat proses
visite bersama dengan tenaga kesehatan lain. Analisis deskriptif digunakan
untuk mendeskripsikan penggunaan antibiotik dan biaya. Sebanyak 43 pasien anak
memenuhi kriteria inklusi penelitian ini. Hampir seluruh pasien (93,02%)
mendapatkan antibiotik dan sefalosporin generasi ketiga (69,23%) merupakan
golongan antibiotik yang paling banyak diresepkan baik dalam bentuk tunggal
maupun kombinasi. Sebanyak 45,49% (rentang 2,13%-79,48%) dari total biaya obat
dialokasikan untuk penggunaan antibiotik. Rata-rata lama perawatan pada pasien
diare akut non disentri dengan dan tanpa terapi antibiotik adalah 4,72 hari dan
2,5 hari, secara berturut-turut. Penggunaan antibiotik yang lazim diberikan
kepada pasien diare akut anak tidak memperpendek lama tinggal di rumah sakit.
Peresepan antibiotik pada pasien anak dengan diare akut perlu dipertimbangkan
lebih lanjut dengan mempertimbangkan peta kuman lokal rumah sakit.
Keywords: diare akut; anak;
antibiotik; biaya obat; acute diarrhea; children; antibiotics; direct cost
Penulis: Kristina Eni
Trisnowati
Kode Jurnal: jpfarmasidd170705