Kerasionalan Penggunaan Obat Diare yang Disimpan di Rumah Tangga di Indonesia
Abstrak: Penyakit diare masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang. Menurut
WHO, diare mengakibatkan 2,5 juta kematian setiap tahun dengan 80% korban di
antaranya adalah balita. Laporan Riskesdas 2013 menyatakan prevalensi diare di
Indonesia adalah 7%, khususnya pada balita 12,2%. Masyarakat banyak melakukan
swamedikasi dengan menggunakan obat-obat bebas yang mudah diperoleh di pasaran
untuk pengobatan diare. Analisis ini bertujuan untuk menilai kerasionalan
penggunaan obat diare yang disimpan di rumah tangga. Kerasionalan penggunaan
obat dikaitkan dengan tingkat pendidikan ibu dan kuintil kepemilikan rumah tangga.
Desain penelitian adalah cross sectional dengan menganalisis lebih lanjut data
rumah tangga Riskesdas 2013 meliputi jenis obat (data dari blok IV), pendidikan
(dari data blok VI) dan status ekonomi (data dari blok IX Riskesdas 2013).
Hasil analisis menunjukkan bahwa obat diare yang disimpan di rumah tanggaterbanyak
adalah adsorbans (40,4%), diikuti antibiotik (22,4%) dan obat tradisional
(18,5%). Persentasekerasionalan obat diare yang disimpan di rumah tangga adalah
74,7% rasional dan 25,3% tidak rasional. Masyarakat dengan kategori mampu
(kuintil 4 dan 5) 2,019 kali lebih rasional melakukan pengobatan diare dibandingkan
dengan masyarakat kurang mampu (kuintil 1, 2 dan 3). Ibu-ibu yang mempunyai
pendidikantinggi (SMA ke atas) 1,944 kali lebih rasional menggunakan obat diare
dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah (SMP ke bawah).
Kata kunci: Diare; Penggunaan
rasional; Obat diare; Antibiotika
Penulis: Mariana Raini, Retno
Gitawati, Indri Rooslamiati
Kode Jurnal: jpfarmasidd150677