Kontrol Glikemik dan Prevalensi Gagal Ginjal Kronik pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Wilayah Provinsi DIY Tahun 2015
Abstract: Pengendalian
glikemik yang baik pada diabetes melitus tipe 2 (DMT2) terbukti dapat mencegah
penyakit komplikasi akibat DMT2. Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan
primer merupakan garda terdepan yang diharapkan dapat memberikan pelayanan
pengelolaan DMT2 dengan baik untuk mencegah penyakit komplikasi seperti
penyakit gagal ginjal kronik (GGK). Kejadian GGK yang seringkali tanpa gejala
spesifik serta keterbatasan pemeriksaan diagnostik di puskesmas menyebabkan
keterlambatan diagnosa GGK maupun pengelolaan terapi yang sub-optimal.
Penelitian ini bertujuan menganalisis kontrol glikemik dan kejadian GGK pada
pasien DMT2 di puskesmas serta faktor pasien yang memengaruhi kontrol glikemik
dan kejadian GGK. Penelitian potong-lintang pada 6 puskesmas di Yogyakarta
tahun 2015 ini melibatkan pasien DMT2 dewasa tanpa riwayat gagal hati kronik.
Parameter kontrol glikemik menggunakan Glukosa-Darah-Puasa (GDP),
Glycated-Albumin (GA), atau hemoglobin terglikasi (HbA1C), sedangkan nilai eLFG
digunakan sebagai dasar klasifikasi GGK. Sebanyak 101 pasien dengan rata-rata
usia 50,75±6,73 tahun terlibat dalam penelitian. Kontrol glikemik kategori baik
ditemukan hanya pada 13,86% pasien, sedangkan 12,87% pasien mengalami GGK.
Tidak ada faktor pasien yang memengaruhi kontrol glikemik. Sementara itu, usia
dan durasi DMT2 berkorelasi dengan kejadian GGK (p<0,01). Berdasarkan
penelitian ini, kontrol glikemik yang buruk dapat meningkatkan kemungkinan
kejadian GGK sebesar 63,64%. Oleh karena itu, diperlukan strategi pengelolaan
DMT2 maupun pencegahan GGK yang lebih baik termasuk penyediaan fasilitas
pemeriksaan yang memadai untuk meminimalkan kejadian clinical inertia di
puskesmas.
Keywords: Faktor-pasien; Gagal
ginjal kronik; Kontrol glikemik; Puskesmas
Penulis: Vitarani Dwi Ananda
Ningrum, Zullies Ikawati, Ahmad Hamim Sadewa, Mohammad Robikhul Ikhsan
Kode Jurnal: jpfarmasidd170006