Pengaruh Dua Metode Pengeringan Pada Aktivitas Antibakteri Ashitaba (Angelica keiskei) Terhadap Streptococcus mutans
ABSTRAK: Penelitian ini
dilakukan untuk melihat perbedaan kadar fenolik total dan aktivitasantibakteri
pada ashitaba (Angelica keiskei) setelah dikeringkan dengan menggunakan duametode
yang berbeda. Ashitaba dikeringkan menggunakan metode sinar matahari dan oven.Efektifitas
pengeringan dievaluasi atas kadar fenolik total menggunakan metodespektrofotometri
dengan reagen Folin-Ciocalteu dan aktivitas antibakterinya terhadapStreptococcus
mutans menggunakan uji invitro makrodilusi. Ashitaba dengan pengeringanmenggunakan
oven mempunyai kadar total fenol yang lebih tinggi TPC (2,98 ± 0,0935 gEAG/100g)
dibanding ashitaba dengan metode pengeringan panas matahari (1,72 ± 0,0142 gEAG/100g).
Hasil serupa juga dapat dilihat pada aktivitas antibakteri, dimana ashitaba
yang dikeringkan menggunakan oven mempunyai aktivitas antibakteri lebih besar
dengan nilaiKBM (kadar bunuh minimum) 0,5 mg/mL terhadap bakteri Streptococcus
mutans. Dari hasilpenelitian diketahui bahwa penggunaan sinar matahari pada
pengeringan ashitaba tidak disarankan untuk digunakan karena mempunyai kadar
fenolik total dan aktivitas antibakteriyang lebih rendah dibanding ashitaba
yang dikeringkan menggunakan oven.
Kata Kunci: Ashitaba,
Antibakteri, Metode Pengeringan, Streptococcus mutans
Penulis: Dyke Gita Wirasisya,
Yohanes Juliantoni dan Wahida Hajrin
Kode Jurnal: jpfarmasidd180211