PENGARUH SUHU PENGERINGAN TERHADAP KADAR FLAVONOID TOTAL EKSTRAK ETANOL DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus (BL) Miq)
ABSTRAK: Masyarakat Indonesia
secara turun temurun memanfaatkan daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus (BL)
Miq) sebagai obat untuk hipertensi dan batuginjal karena efek diuretik yang
dimilikinya, dan hal ini karena adanya kandunganflavonoid di dalamnya. Perbedaan
suhu pengeringan simplisia kemungkinan besarakan memberikan pengaruh terhadap
kadar flavonoid total yang terkandung dalam ekstrak etanol daun kumis kucing.
Oleh sebab itulah maka perlu dilakukan penelitian agar dapat diketahui suhu
pengeringan optimal simplisia daun kumis kucing untuk mendapatkan kadar
flavonoid total tinggi.
Suhu pengeringan yang digunakan adalah 30o C,50o C, dan 70o C dengan metode
maserasi. Penetapan kualitatif flavonoid dilakukan secara KLT denganuap
amoniak, AlCl3, dan sitroborat. Sedangkan untuk penetapan kuantitatif kadar flavonoid
total ditetapkan secara spektrofotometri visibel menggunakan pereaksiA1C13.
Hasil yang didapat menunjukan kadar flavonoid total terbesar pada suhu pengeringan
30o C (37,25 ± 1,23) µg QE/mg ekstrak; suhu 50o C (33,30 ± 1,54) µgQE/mg
ekstrak; suhu 70o C (31,15 ± 1,49) µg QE/mg ekstrak. Maka berdasarkan penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa suhu pengeringan simplisia berpengaruh terhadap
kadar flavonoid total dalam ekstrak etanol daun kumis kucing.
Kata kunci: Kumis kucing
(Orthosiphon aristatus (BL) Miq), Suhu pengeringan, Flavonoid total,
Spektrofotometri visible
Penulis: Eka Fitri Susiani,
Any Guntarti, Kintoko
Kode Jurnal: jpfarmasidd170265