Peningkatan Peran Apoteker dan Outcome Pasien Tuberkulosis Melalui Uji Coba Model Training-Education-Monitoring-Adherence-Networking (TEMAN) Apoteker
Abstract: Model
Training-Education-Monitoring-Adherence-Networking (TEMAN) Apoteker memberikan
ruang bagi apoteker yang telah mendapatkan pelatihan untuk melakukan intervensi
melalui edukasi pasien tuberkulosis (TB), monitoring terapi, asesmen kepatuhan
pasien dan kerjasama dengan tenaga kesehatan lain. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dampak uji coba model TEMAN Apoteker terhadap peran apoteker
dan outcome pasien TB. Penelitian terdiri atas 2 tahap yaitu pelatihan dan
intervensi apoteker dengan jenis penelitian quasi experimental study dengan
rancangan one group pretest-posttest design. Setelah mendapatkan pelatihan,
apoteker melakukan intervensi pada saat kunjungan rutin pasien TB di puskesmas
dan Rumah Sakit Khusus Paru Respira di DIY. Subjek penelitian yang dilibatkan
meliputi petugas TB (apoteker dan programmer TB) dan pasien dengan diagnosis
baru TB yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu usia lebih dari 15 tahun,
mendapatkan terapi obat anti tuberkulosis (OAT), bersedia mengisi kuesioner dan
menandatangani informed consent. Kriteria eksklusinya adalah pasien multi drug
resistance (MDR) TB; memiliki penyakit hepatik, psikiatrik (mental) dan
disfungsi kognitif. Instrumen yang dikembangkan peneliti adalah kuesioner untuk
mengukur tingkat pengetahuan petugas TB dan kuesioner untuk mengukur tingkat
pengetahuan dan kepatuhan pasien TB. Analisis data menggunakan analisis
deskriptif dan uji Wilcoxon sign rank. Adanya pelatihan efektif meningkatkan
pengetahuan 37 petugas TB secara bermakna p=0,000 dari rerata 11,3±3,00
(kategori menengah) menjadi 16,3±2,31 (kategori tinggi). Sebanyak 40 (81,6%)
pasien meningkat pengetahuannya secara bermakna (p=0,000) dan sebanyak 5
(10,2%) pasien meningkat kepatuhannya secara bermakna (p=0,034) setelah
intervensi apoteker. Di sisi lain, dari total 49 pasien TB, sebanyak 29 (59,2%)
pasien bertambah berat badannya, 100% konversi sputum, 33 (67,3%) kejadian
adverse drug reactions (ADR), dan 8 (16,3%) potensi interaksi obat menjadi
terdokumentasi melalui monitoring apoteker. Intervensi model TEMAN Apoteker
meningkatkan peran apoteker dan outcome pasien TB.
Kata kunci: Anti-tuberkulosis,
apoteker, kepatuhan, edukasi, intervensi
Penulis: Nanang M. Yasin,
Djoko Wahyono, Bambang S. Riyanto, Ika P. Sari
Kode Jurnal: jpfarmasidd170012